Laman

Senin, 13 Mei 2013

CINTA ABADI



CINTA ABADI

Cinta di antara manusia perasa
Meramu ego dan nafsu melunak dalam satu jiwa
Anugerah Sang Kuasa terurai tak terbatas di hargai
Lantas semua tampil ke permukaan sembari memproklamirkan kebahagian
Dan pengorbanan
Sekedar mendongkrak kesadaran sesaat atas nama cinta dan kesetiaan
Meniru cinta Shāh Jahan  dan Arjumand Banu Begum, dalam kisah  Taj Mahal
Para lelaki menokohkan perempuan untuk dilamar dan dipuja-puja
Meramu makna kata tanda setia bersatu rasa pujian
Bersama sejuta kenangan dan harapan yang tertulis dalam kamus abadi
Kisah asmara dua makhluk tak sedikit jua sepi dari kehidupan
Walau hikayat suara lain hati lain pula cerita antara hasrat merayu
Kita tentu mengerti, umpama yang tersusun, cinta tak ubahnya defenisi akal
Ya, berubah zaman, nilai cinta bermetamorfosis
Kita ingat, nasehat Sang Nabi, dan kaum pemuja romantis
Eratkan cinta kasih pada perempuan yang baik dan sederhana
Dia yang menerima kekurangan dalam rasa ketidakcukupannya
Sebaliknya lelaki yang berjiwa besar dan memuja kelebihan perempuan
Zaman bercinta tentunya, menunjukan ketidak pastiannya
Tatkala gelora asmara membakar mata dan rasa, Tuhan-pun tak berkuasa
Dua penguasa cinta mengumbar pujian sembari memupuk taman bunga
Laju mentari merubah arah jarum jam, menyiksa kerinduan
Kita, tentu sama merasa dan mensyukuri keindahan yang ada
Namun, kita ketakutan tatkala kebencian mengkebiri kasih sayang
Lalu beranak pinak dalam syahwat perbandingan yang egois
Kita, lantas merasa, semua tak ubahnya gelombang yang datang dan pergi
Dan akan abadi dalam kehidupan yang berulang-ulang
Dari, cinta Sang Ayah-Bunda, anak, cucu, dan bayangan


Kamaruddin Salim
Pejaten, 6 Mei 2013
Pukul, 12. 35. WIB