GERAKAN
SOSIAL
SEBAGAI SOLUSI PERUBAHAN PERILAKU MANUSIA
Suatu
analisis Sosiologis[1]
Oleh:
Kamaruddin Salim[2]
Mereka dan Kemerdekaan Kita, Setiap langkah dan kata.
Mengirngi waktu Tuhan, dan kita. dapat bernafas lega. Ketimbang saudara kita
yang meraih kemerdekaan. Di balik jembatan kemelaratan dan kemiskinan. Namun,
aku tahu mereka bebas merdeka di mata Tuhan. Bagaimana dengan Kita? Kamaruddin S.
A.
Latar
belakang
Sejarah
manusia adalah sejarah kekerasan. Proses sejarah kekerasan kemanusiaan
tersebut, sering kita dengar atau bahkan di ajarkan oleh guru atau para pemuka
agama. Kekerasan sesame manusia diawali oleh pembunuhan saudara sedara. Anak
dari Nabi Adam, Kabil dan Nabil. Dari sejarah kelam tersebut, muncul banyak
konsesus (kesepakatan) nilai oleh generasi sesudahnya. Bahwa manusia
membutuhkan keharmonisanan dan kebersamaan. Dalam taraf ini perubahan yang
berarti dalam perilaku manusia berjalan baik setelah peristiwa bersejarah
tersebut. Kaitan dengan hal tersebut, disini penulis mencoba memaparkan
beberapa pokok pikiran berkaitan dengan Gerakan sosial.
Kajian
tentang gerakan sosial merupakan salah satu kajian sosialogi yang hingga kini
menjadi fokus kajian yang menarik dalam masyarakat dunia. Dimana berbagai studi
tentan gerakan kemasyarakatan kian marak akhir-akhir ini. Gejala ini sejalan
dengan menjamaurnya fenomena gerakan kemasyarakatan itu sendiri. Dalam kurun
waktu kebih dari 60 tahun sejak tahun 1941, muncul berbagai teori mengenai gekaran
sosial[3].
Gerakan
sosial dapat dipandang sebagai kegiatan atau usaha kolektif menghadirkan
perbahan kehidupan yang baru. Dimana kelahirannya berawal dari keadaan yang
gelisah dan kacau, dan mendapatkan daya gerak pada satu pihak dari
ketidakpuasan dengan benuk kehidupan yang sekarang dan pada pihak yang lain
dari keinginan-keinginan dan harapan-harapan bagi satu bentuk atau sistem
kehidupan yang baru.[4] Konsep gerakan sosial pertama kali digunakan secara
ilmiah oleh Von Stein pada tahun 1842 ketika membahas Komunis Proletar dan
gerakan-gerakan sosialis. Menurutnya gerakan sosial adalah perjuangan untuk
memperoleh kebebasan sosial yang lebih besar dan mencapai puncaknya dalam
perjuangan kelas proletar. Kebebasan sosial merupakan kondisi yang dimiliki setiap
individu atau kelompok untuk keluar dari belenggu sosial budaya, ekonomi maupun
politik. Tindakan kolektif untuk menentang setiap bentuk penetrasi, merupakan
suatu gerakan, karena tindakan itu diarahkan untuk memperoleh kebebasan[5].
B. Ruang
Kajian Gerakan Sosial
1. Gerakan
sebagai Usaha Perubahan
Mahatma Gandhi sang
Filsuf dan seorang Bapak bangsa India berkata, “ Kemiskinan
dan kelaparan yang terjadi di negeri kita sudah sangat menyedihkan, kondisi
tersebut menyebabkan semakin banyak orang yang terpaksa menjadi pengemis.
Jumlah pengemis ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Mereka benar-benar
putus sudah putus asa dan tidak lagi memiliki harapan untuk mendapatkan nafkah,
demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keputusan ini telah memaksa mereka untuk
emnghilangkan semua perasaan mereka, terutama rasa yang terkait dengan norma
kepantasan dan harga diri. Sementara itu, kaum dermawan yang ada di masyarakat
kita bukannya memberikan pekerjaan untuk mereka, tetapi lebih suka memberikan
sedekah”[6]
Apabila
kita menghayati ungkapan Mahatma Gandhi tersebut. Ada nilai positif yang tampak
nyata dalam kondisi kita sehari-hari. Dimana, masyarakat yang merasa tertindas
atau terabaikan haknya melakukan gerakan atau tindakan protes demi menuntut
haknya. Maka secara tidak langsung, gerakan sosial telah terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat kita. Gerakan sosial yang dilakukan oleh mesyarakat tersebut, menjadi
satu gambaran bahwa semua manusia berhak meraih kehidupan yang setara dan
seadil-adilnya dalam suatu Negara. Umumnya gerakan sosial terjadi akibat
tekanan penguasa yang lalim dan ototriter serta borjuis.
a. Pengertian
Dalam pemahaman umum,
gerakan sosial berasosiasi dengan berbagai tindakan yang dilakukan untuk
memberikan respon atau reaksi atas konsidi tertentu ( realitas sosial) di masyarakat. Misalnya:
Politik, ekonomi, dan sosial. Dengan
demikian timbulnya suatu gerakan merupakan hal yang sangat wajar, dan sekaligus
menjadi bukti yang paling nyata bahwa manusia senantiasa mendambakan kehidupan
yang lebih baik dan bermakna. Justru tidak adanya suatu gerakan untuk perubahan
dalam suatu tatanan yang tidak adil, merupakan ancaman yang sangat serius bagi
manusia dan kemanusiaan.
b. Upaya
Perubahan
Apakah perubahan dating
dengan sendirinya? Sebagaimana diketahui banyak pihak yang percaya bahwa
perubahan adalah soal waktu. Cepat atau lambat perubahan akan dating pula. Secara
pragmatis (masa bodoh) perubahan akan
dating dengan sendirinya. Tanpa gerakan, perubahan tidak akan terjadi. Hal ini,
mengibaratkan kita tetap melamun, tetapi faktanya tetap membuat kita jauh dari
kenyataan. Hal ini Mahatma Gandhi, Berkata pada anaknya Harilal. Ketika di utus
untuk melakukan gerakan Satyagraha di Afrika Selatan.”
Wahai anakku, aku tidak bisa memberikan engkau harta yang banyak, tetapi aku
hanya memberikan engkau nasehat. Jangan terlalu banyak menghayal, nanti membuat
engkau tidak dewasa. Dan jangan terlalu banyak tidur, membuat engkau tambah
malas[7]”
Dalam ajaran Islam secara
tegas mengatakan: Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu
mngubah nasibnya sendiri. Jadi pada hakekatnya segala bentuk perubahan di awali
dengan proses gerakan sosial dalam masyarakat.
c. Hakekat
Gerakan
Gerakan secara defenisi
adalah cara atau tundakan yang dilakukan individu atau kelompok di dalam
masyarakat.
d. Tipe
Gerakan
TIpe gerakan terbagi menjadi
2. Yaitu
1. Gerakan
sebagai suatu aksi spontan; sebab-sebab yang tidak begitu jelas atau tidak
mempunyai rumusan yang jelas, menggunakkan jaringan informasi yang tidak
tertata (bukan dikontruksi secara sengaja) terhadap suatu keadaan tententu dan
gerakan ini kecenderungan memakai emosional, spontan, tidak rasional dan tanpa
suatu perencanaan yang jelas. contoh: Tawuran atau perkelahian dan lain-lain
2. Gerakan
sebagai langkah-langkah terorgabisir dengan tujuan, strategi dan cara-cara yang
dirumuskan secara jelas. Sadar dan didasarkan pada suatu analisis sosial yang
kuat. Gerakan ini merupakan bentuk gerakan yang telah menggunakkan organisasi
dan memanfaatkan instrument demokrasi yang ada, seperti parlemen, pers atau institusi
non- pemerintah, dalam mengedepankan persoaln yang ada. Contoh: Tolak
Penggusuran, Aksi Buruh dan Mahasiswa
e. Geakan
dalam Variabel yang lebih Luas
Dalam gerakan pada
prinsipnya harus mempunyai beberapa pokok penting. Yaitu:
1. Cara
pandang terhadap masalah
2. Tujuan
3. Strategi,
taktik dan teknik
4. Program
Sebagaimana yang di
sampaikan oleh Tzun Tzu dalam bukunya Seni Perang dan Manajemen. Jangan
sekali-kali memusuhi musuh yang besar, sebab musuh kecil sangat berbahaya”
artinya, segala sesuatu yang mau dilakukan harus mempunyai perencanaan ataupun
konsep yang kuat agar tidak gagal dalam pelaksanaannya.
f. Karakter
Gerakan
Gerakan sosial yang
dilakukan akan berhadapan pada konsesukensi logis. Yaitu ada pihak yang
berpihak pada sistem dan ada kelompok yang menentang sistem tersebut.
g. Tahap
Gerakan
Sesuatu gerakan yang tida
bersifat spontan, terencana, pasti memiliki beberapa tahapan untuk melakukan
gerakan sosial.
1. Tahap
perumusan persoalan sampai akhirnya embentuk sebuah ideology ataucita-cita
perubahan.
2. Tahap
kaderisasi atau dengan kata lain melakukan kaderisasi. Memperluasa prose
perekrutan simpatisan demi mendukung gerakan yang di cita-citakan
3. Mencari
dukungan public terhadap ideology gerakan yang telah diusung sebagai upaya
untuk mengeimbangi ideologi lawan. Sehingga gerakan bisa berjalan dinamis dan
dialektis
h. Momentum
Gerakan
Menurut para pemikir ilmu
sosial. Prasyarat memulainya gerakan sosial harus memiliki tiga syarat:
1. Adanya
ideologi alternatif
2. Adanya
organisasi yang kuat, menajdi penopang dan emilii kemampuan mengorgainsasi
dukungan rakyat
3. Momentum
yang tepat.
i. Ciri
dan Syarat Keberhasilan
Apa yang harus dipersiapkan
agar gerakan samapi pada tujuan yang hendak dicapainya. Yaitu dengan mengembalikan
prinsip dasar dari gerakan yang tidak lain dari sesuatu upaya untuk membangun
kekuatan. Dengan prinsip ini dapat disebutkan beberapa cirri dan syarat:
1. Gerakan
tidak emmbiarkan dirinya dalam keadaan stagnan
2. Membutuhkan
dukungan organisasi yang kuat dengan jaringan yang luas pada semua level dan
skala. Kelompok atau jaringan pendukung yang bisa mempengaruhi masyarakat dalam
hal memperjuangkan gerakan yang di cita-citakan
3. Berpengalaman
dalam gerakan, disiplin, benara-benar memaknai ideologi gerakan.
4. Mengembangkan
jaringan atau mesin-mesin kaderisasi gerakan serta memperkuat nilai-nilai
positif dari gerakan yang dilakukan ke masyarakat
5. Gerakan
harus mandiri dan salign bekerjasama
6. Mempunyai
urusan atau bacaan tentang arah gearakan kedepan.
C. Nilai
Dasar Gerakan
Barangkali
agak kurang menyenangkan bila geakan dipahami sebagai suatu bentuk benturan
kepentingan. Atau sebagai upaya menekan dari mereka yang menghendaki perubahan
kepada mereka yang patut diduga sebagai penyebab maslah atau yang anti
perubahan. Jelas gerakan akan memicu asuatu konflik.
a. Nilai
Penting
Perubahan tidak bisa
berheni, melaikan harus terus di usahakan. Dalam gerkan sosial nilai-nilai
postif dari gerakan terus di dorong. Sehingga gerakan tersebut tidak melenceng
dari usaha yang dilakukan. Pertama,
gerakan menjadi alternative mneuju perubahan. Kedua, kondisi yang tidak memukinkan, maka gerakan menjadi jawaban
kongkrit untuk menuju perubahan. Ketiga,
memberikan jaminan kepada masyarakat dengan arah gerkan dari awal yang telah di
tetapkan. Bahwa gerakan bukan factor kebetulan tetapi langkah pasti menuju
perubahan.
b. Keabsahan
Nilai Positif
Apa dasar dari nilai suatu
gerakan? Segi-segi apa yang membenarkan adanya suatu gerakan? Atau atasa dasar
apa ada gerakan yang bisa bisa dibenarkan. Masalah ini penting untuk
mendapatkan perhatian. Sebab setiap usaha perbaikan yang dilakukan mengarah
pada perubahan. Perubahan mendasar akan menimbulkan pertentangan nilai. Dimana
kelopok yang berkuasa misalnya, yang menentang adanya perubahan pasti
menentang. Dan apabila perubahan terjadi mereka akan kehilangan derajatnya. Dan
yang berkuasa akan mendapatkan kehormatan dari kekuasaannya.
c. Dasar
nilai dan nilai dasar
Dalam sebuah masyarakat yang
digenangi oleh nilai-nilai harmoni, suatu gerakan akan denagn mudah dituding
sebagai penyebar konflik dalam masyarakat. Konflik menjadi suatu hal yang tabu.
Setiap konflik pasti dipandang sebagai bencana. Apalagi dalam masyarakat belum
terjadi konfil. Maka dibutuhkan gerakan
yang bernilai demokrasi dan mengedepankan keadilan untuk menjadi bagian dalam
unsur-unsur yang menimbulkan konflik.
d. Kekerasan
Seringklai muncul keluhan
dari masyarakat umum dan para korban, bhwa suatu gerakan identik perlawanan
denagn kekerasan nyang bisa menimbulkan korban. Hal ini tidak bisa di pungkiri
bahwa gerakan mempunyai 2 karakter, yaitu: gerakan menggunakan kekerasan dan
gerakan yang tidak menggunakkan kekerasan (nir
kekerasan)
e. Pantang
Kekeraasan
Kematian dan penderitaan,
baik mereka yang anti perubahan maupun yang mendukung perubahan atau mereka
yang tidak tahu apa-apa (rakyat biasa), telah menimbulkan keprihatinan yang
mendalam. Kekerasan dalam hal ini, meskipun menjanjikan perubahan, namun tidak
urung di perhadapkan pada kenyataannya sa korban yang jatuh dan menimbulkan
masalh baru.
Gerakan ini di lakukan
sebagai upaya untuk emngurangi masalah baru bagi orang lain. Pada prinsipnya
gerkan yang dilakukan tidak menghendaki terjadinya persoalan baru yang lebih
rumit.
f.
Kemanusiaan sebagai Landasan Pokok
Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan berhak memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. (BAB XA.Pasal 28C setelah di
Amandemen UUD 1945). Didalam UUD telah mengamanatkan hal ini. Jadi dasar dari
gerkan yang dilakukan semuanya harus bermuara kepada persoalan kesejahteraan
rakyat.
Kaitan dengan persioalan kemanusaiaan. Gandhi berkata; “ Untuk
membantu orang miskin itu mudah bagi setiap orang, tetapi hidup seperti orang
miskon itu sulit bagi siapapun di dunia ini” jadi gerakan yang di lakukan menitiberatkan
pada persoalan kemanusiaan dan menjujung tinggi nilai kemanusaan.
D. Membuka
Jalan Perubahan
a. Pengorganisasian
Pengorganisasian dalam
konteks perubahan sosial, menjadi titik strategi yang harus mendapat perhatian
lebih seksama. Tanpa pengoranisasian yang memadai, kuat dan sitenatik. Maka
agenda perubahan akan senantiasa bergantung kepada niat baik kekausaan, pasar politk,
atau situasi lain yang tidak pasti. Satu-satunya factor yang dapat emamstikan
perubahan yang akan berjalan sesuai dengan jalannya adalah kekaustan organisasi
rakyat. Dan dipandu oleh kepemimpianan dan garis politi yang berpihak pada
rakyat.
E. Strategi
Memahami Medan Pergulatan
a. Analisis
Sosial
Analisis sosial merupakan
salah satu prasyarat yang di perlukan dalam gerakan sosial. Sebab, setiap
gerakan untuk perubahan sosial, tentu dilakukan secara terencana dan sistematik
dan mengarahkan tindakan-tindakan pada sasaran tertentu.
Analisis sosial dilakukan
demi mendapatkan gambaran lebih jelas tentang kondisi actual di dalam
masyarakat. Bukan sekedar mendapatkan informasi berdasarkan data ataupun angka
yang akurat. Tetapi perlu menganalisa setiap perubahan dari yang terjadi
sehingga mampu mempengaruhi gerkan yang dilakukan.
b. Medan
Pergulatan: Jalan Non-Kororporasi-Jalan Kooperasi
c. Kombinasi
Ko dan Non-Koorporasi
F. Organisasi
Gerakan
a. Organisasi
Gerakan
Usaha untuk merealisasikan
perubahan, yang akan menjadi basis dari demokrasi dan keadilan sosial,
merupakan agenda penting yang terwujudnya haynya mengandalkan kekuatan
individu. Maka diprlukan organisasi. Dan perubahan yang terjadi tegantung
kepada kinerja organisasi yang dibangun.
Menurut Anthony Giddens, seorang sosiolog dari Inggris. Perubahan yang
dilakukan perlu dilakukan degan proses dialektika structural dengan perilaku
organisasi dan bertindak kolektif.
Contohnya: PRD, Serikat
Buruh dan Organisasi Mahasiswa
b. Kepemimpinan
Organisasi
Secara sederhana, kepemimpinan
dapat dipahami sebagai proses dinamis mempengaruhi dan memperkembangkan orang,
kelompok atau komunitas untuk mencapai tujuan bersama. Unsure-unsur
kepemimpinan yang perlu di pahami. Pertama,
adanya yang dipimpin, pribadi, anggot akelompok, atau komunitas masyarakat.
Kedua, adanya pemimpin. Ketiga, adanya kegiatan atau aktifitas
yang melibatkan orang lain. Keempat,
adanya tujuan yan gingin di capai. Kelima,
adanya proses dalam kelompok.
Dalam kepemimpinan terdapat
dua dimensi yang mendukung, yaitu:
1. Berkenaan
dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction)
dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.
2. Berkenaan
dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam
melaksanakan tugas-tugas pokok dan dijabarkan dalam tugas kepemimpinan.
c. Kaderisasi
Dalam melakukan gerakan
sosial, terutama bagi organisasi harus memiliki kader. Kader bukan sekedar
orang yang menjadi anggota organisasi. Pada kader pula menjadi tumpuan
organisasi. Proses pencarian kader bisa melalui aktivitas pendidikan formal
atau sama ide dan tujuannya. Disini
kader perlu di perhatikan beberapa nilainya:
1. Merumuskan
dengan tegas melalui penyelidikan akurat siapa yang mendukung dan menolak
perubahan
2. Tanpa
ragu-ragu turun ke rakyat dan melakukan integrasi sepenuhnya atau tinggal
bersama rakyat.
3. Tangkas
dalam meremuskan penderitaan rakyat dalam tuntutan politik dan sosial.
4. Menjaga
sikap di tengah rakyat memotofasi serta membawa kedamaian di hadapan rakyat[8].
C. PENUTUP
Tom Bottomore mengartikan gerakan sosial dalam arti yang luas sebagai suatu usaha
bersama untuk meningkatkan atau menentang perubahan dalam masyarakat dimana
usaha tersebut memainkan peran cukup berarti. Menurut konsep Bottomore ini
usaha mempengaruhi kebijakan pemerintah adalah suatu gerakan. Karena itu konsep
yang diajukannya mempunyai persamaan dengan partai dan kelompok kepentingan.
Baik partai
politik maupun kelompok kepentingan berusaha untuk mempengaruhi
kebijakan-kebijakan pemerintah, baik itu mendukung maupun menentang. Gerakan
sosial dalam konsep Bottomore dicirikan oleh kurang terorganisirnya tindakan
kolektif dimaksud, sehingga mencakup pula simpatisan terhadap ideologi atau doktrin yang karenanya siap berperan serta
dalam demonstrasi.
Senada
dengan Bottomore, C.Wrings Mils,
mengatakan bahwa, perubahan sosial dalam masyarakat akan berhasil diawali
dengan cara teoritis dan kritis sehingga bisa tercipta masyarakat yang
totaliter dan madani. Hal ini menjadi gambaran bahwa gerakan sosial perlu
mengedepankan keritisan serta teoritis dalam pelaksanaannya. Sebab tanpa
ktitik, krisis dan kritis kita sulit mengenal atau mengali arah keberhasilan
dari gerakan itu sendiri.
Gerakan sosial tidak
hanya dipandang sebagai salah satu instrument dasar berkaitan dengan persoalan
politik yaitu dengan mengerahkan masa ke jalanan. Tetapi gerakan sosial sebagai pola perwujudan perubahan dari
berbagai sisi. Secara sosiologis gerakan sosial terjadi akibat ketidak adilan
yang terjadi dalam masyarakat. Maka, gerakan sosial dapat terjadi dibidang apa
saja dalam masyarakat kita. Dalam prosesnya perlu kita mengedepankan kepekaan
terhadap lingkungan ataupun sistem dalam masyarakat. Sehingga kita dapat
merasakan segala hal yang terjadi
[1]
Makalah ini di buat untuk sebagai Pemateri dalam acara Latihan Dasar
Kepemimpinan Organisasi Senat FISIP Unas, Tanggal 13 Oktober 2009
[2]
Mahasiswa Jurusan Sosiologi Fisip Unas, Mantan Ketua SENAT FISIP UNAS
[3]
Robert Mirsel. Teori Pergerakan Sosial.
Kilasan Sejarah dan Catatan Biliografi. Jogjakarta(Rsesist Book,2004).Hlm.3
[4]
G.Kartasapoetra
dan L.J.B. Kreimers. Sosiologi Umum.Jakarta(
PT. Bina Aksara, 1987), Hlm. 180
[6]
Francis Alappatt, Mahatma Gandhi, Prinsip
Hidup, Pemikiran Politik dan Konsep
Ekonomi, (Penerbit Nusamedia,Bandung), Hlm. 88
[7]
Stanley Wolpert. Mahatma Gandhi. Sang Penakluk Kekerasan Hidupnya dan
Ajarannya. Jakarta (Murai Kencana, 2002).
[8]
Timur Mahardika. Gerakan Massa,
Mengupacayak Demokrasi dan Keadilan Secara Damai. Jogjakarta. (LEPRA
PUSTAKA UTAMA,2000) Hlm.3-229
Tidak ada komentar:
Posting Komentar