Para pemuda itu meringis kesakitan
Mereka menangis tak henti-hentinya
Berkali petungan menjamu wajah dan pelipis mata mereka
Deru tendandangan menyerupai pijakan kaki kuda
Menikam sekujur tubuh mereka
Ada yang menangis
Ada yang menjerit menahan sakit
Bait sumpah satu demi satu dilafalkan penuh sesak
Oh, berhentilah menendang kami
Kita semua bersaudara
Walau ku tahu seragam kita berbeda mode dan warna
Namun perlu kau tahu, darah kita sama
Bendera masih sama, belum berganti corak dan jahitan
Oh, persatuan menjadi pemusuhan
Keadilan berubah menyerupai peradilan kekerasan
Siapa yang benar saudara
Aku bertanya padamu wahai ibu pertiwi
Sumpahku terbayar dari cacian dan pukulan saudara kandungku
sendiri
Harusnya mereka mengagumi kami pemuda penerus bangsa ini
Bukan penghancur bangsa.
Ketapang-Pasar Minggu
Jakarta selatan, 28 Oktober 2009
Kamaruddin Salim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar