![]() |
Photo Pribadi: Desa Leles, Garut-Jabar. Pukul. Minggu. 27Oktober 2013. 06.Pagi |
HASRAT MERUBAH
Hamparan sawah mendongkrak kesadaranku
Hamparan padi warna keemasan menyilaukan mata
Di kaki bukit di batasi Setu Cangkoang
Awan tipis bergerak perlahan meninggalkan camar sedang menari jaipongan
Gerimis perlaham menyapaku dalam bahasan alam pribumi
Kuda penarik andong berlari elok menyelusuri setapak berlumpur
Sungguh satu risalah kehidupan yang mengagumkan
Di tepian setu, Candi Cangkoang berdiri kokoh, belum sedikit jua tergerus zaman
Entah kapan bertahan dalam ruang modernisasi perkotaan, kawan
Di sini, anak-anak desa pandai merawat budaya ibu pertiwinya
Bumi Pasundan nampak indah hari ini
Mengisyaratkan pada legenda Dewi Shinta masa lalu
Hari mulai sorem udara dingin meneror kulitku
Aku berada diantara manusia meredeka
Bebas bertutur dalam sastra lisan nan lembut
Gerbang kehidupan baru memberi teka-teki padaku
Apakah kami ketinggalan zaman?
Apakah kami manusia feodal?
Apakah kami manusia purba?
Apakah kami manusia kampungan?
Ragam kata tanya menanti jawabanku
Hasrat merubah tanpa defenisi nyata disini kawan
Monopoli arti ilmiah manusia kota tak sedikit jua berarti kawan
Azan magrib memakirkan hasratku untuk mengira-ngira situasi
Manusia desa yang religius menuju pusat suara
Alam pemikiranku dikritik pula kawan
Dagangan politik tak laris disini
Mungkin belum saatnya musim berburu kaum cendikia kota dilakukan
Hukum rimba itu rekayasa dari gedung mewah hingga jalanan raya demokrasi tak berbudaya
Malam mulai larut, terdengar hanya nyanyian jangkrik dalam keheningan
Sepintas lalu, dedaunan meramaikan suasana bersama angin malam
Kawan, pagi yang damai. tanpa geliat mesin pemburu kehidupan bergetar disini
Tak ada pula hegemononi industrialisme kawan
Perubahan arah kehidupan di awali dari sini
Aku bertanya padamu, sampai kapan mereka dan sawahnya aman dari mesin pembunuh kehidupan?
Kamaruddin Salim
Desa Cangkong-Leles, Garut-Jawa barat
Senin, 10 November 2012
Pukul: 24.45. WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar