Laman

Minggu, 29 Desember 2013

RUANG KELAS


Ruang kelasku pagi ini
Ramai dalam ruang baru yang tak dihayalkan sebelumnya
Sejarah awal mengenal ilmu pengetahuan formal
Semangatku beradu dalam semangat anak-anak se-usia
Aku teramat bahagia kawan
Satu persatu berbaris dalam kelompok kelas yang sudah lazim ada
Rasa malu membaur antara ingin tahu dan tagisan
Semua menyerupai dunia asing yang menghadirkan tanda tanya
Pintu telah terbuka, seorang wanita separuh baya itu tersenyum manis
Dalam sastra lisan nan lembut dia menyapa kami
Apa kabar anak-anak? Kami berseru, baik ibu guru
Kehidupan ditaklukan dalam semangat berkhayal yang tinggi
Gantungkan cita-cita kalian setinggi langit, Sang Guru itu berkata
Ruang kelas terasa asing bagi ku kawan
Hari ini pula, aku merasa terpisah jauh dari pelukan sang bunda
Raung baru yang menyedot rasa bosan menggila
Kamu duduk sendiri bagai seorang tawanan perang
Seluruh isi kepalamu bongkar perlahan
Paham budaya hidupmu sama sekali tak berguna kawan
Ragam ilmu pasti satu persatu menghantui akalmu
Telinga dan matamumu di haruskan terus terjaga
Sang Guru itu memperkenalkan diri, nama ibu, SALMA
Dia serupa ibu tercintaku kawan, mereka sosok perempuan yang tangguh
Kelasku, berbeda dengan ruang makan di rumah. Tidak ada meja makan dan perabot rumah tangga
Kelasku penuh perabotan yang pertama kali terlihat
Ada replica tengkorak manusia, gambar para pahlawan dan juga peta Indonesia
Aku mencintai kehidupan baruku kawan
Semua sejarah tertulis di ruang kelas yang selalu asing dari generasi ke generasi
Terima kasihku padmu Sang Guru

Kamaruddin Salim
UNAS, 11 Maret 2013

Pukul, 19. 45 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar