BAB.
III.
A. PENDAHULUAN
Masyarakat sebagai
sistem sosial yang paling inklusif, merupakan suatu satu-satunya hal yang
mencakup semua interaksi sosial di mana manusia sebagai makhluk biologis
terlihat. Setiap sistem sosial lainnya, termasuk sistem politik, memisahkan
hanya beberapa aspek perilaku seutuhnya dan harus bersifat analitis. Kehidupan
politik akan diinterpretasikan sebagai sistem yang secara konseptual berbeda
dari sistem-sistem lainnya di dalam masyarakat.
Kemungkinan sistem
analisa dapat lebih diperluas disbanding sistem keanggotaan karena lebih banyak
orang yang dapat ikut serta dalam perilaku keagamaan tanpa harus menjadi
anggota unit-unit keagamaan. Walau menghadapi persoalan dalam hal ini ia member
kepercayaan yang sesungguhnya mengenai perbedaan diantara sistem- sistem ini;
bahwa sistem keanggotaan tersebut bukan sistem analitis.
Ada satu hal penting
yang perlu diungkapkan bahwa interaksi politik membentuk sistem analitis.
Apabila telah berangkat dengan pendapat bahwa ssstem politik adalah merupakan
ssstem manusia sebagai makhluk biologis, maka akan terdapat kesulitan. Secara
relatif sangat mudah membayangkan sekelompok kecil para administrator yang
bertugas dalam sebuah unit, yang sebagian di antara mereka ditempatkan pada
posisi yang bersebelahan yang disebut jabatan, sebagai suatu sistem
manusia-manusia. Pada prinsipnya, sekalipun dalam kasus suatu unit yang lebih
besar dengan jabatan yang terbagi-bagi berdasarkan perlengkapan dan kehendak,
kita dengan mudah dapat membayangkan kumpulan keseluruhan kelompok sebagai sebuah
unit, menempatkannya kesebuah lokasi yang terbaru
Untuk lebih memahami
tentang teori-teori sistem dapat kita lihat dalam gambaran isi buku karangan
David Easton yang diterjemahkan oleh Sahat Simamora dengan judul “Kerangka
Kerja Analisa Sistem Politik yang di review dari Bab III, Bab IV, dan Bab V
sebagai berikut:
B. GAMBARAN ISI BUKU
BAB.
III.
Status
teori sistem-sistem
Menurut Easton, Sistem-sistem
sosial adalah merupakan contructs of the mind yang bersifat artificial atau
reproduksi simbolis dari gejala-gejala yang melekat satu sama lain secara
alamiah. Elemen-elemn dasar apakah yang membentuk setiap sistem politik.
Unit-unit
Sistem
Dalam
unit-unit sistem, Earton berpendapat bahwa Elemen dasar yang yang bersifat umum
semua sistem sosial adalah orang perorang. Secara intuitis hal ini mungkin
merupakan reaksi yang paling masuk akal. Apabila kita dapat betul-betul
berhenti disini dan membayangkan sistem- sistem social sebagai bentuk oleh
satuan masyarakat seperti halnya wujud biologis manusia secara keseluruhan
lengkap dengan tingkahlakunya kita akan membangkitkan sejumlah komplikasi
konseptual. Sistem yang terbentuk dari interaksi manusia, secara jelas, Nampak
dan untuhm tenntu tidak mengendorkan imaginasi. Tetapi secara sangat unik,
dalam interpretasi pendapat umum ini tersembunyikedwiartian yang luar biasa
yang sangat mudah untuk diabaikan.
Sistem
sosial terbentuk dari interaksi antar manusia di mana ia lantas membentuk
unit-unit dasar dari sistem- sistem tersebut. Sistem politik bukan merupakan
kontelasi keberadaan manusia teraksi yang dipisahkan dari berbagai macam
interaksi lainnya di mana manusia diiutsertakan. Singkatnya interpretasi yang
demikian termasuk implikasinya.
Dalam batasan kita,
semua sistem memiliki validitas yang sama, meskipun tidak semua memiliki
manfaat yang sama untuk maksud- maksud memahami kehidupan politik.
Kadang-kadang tindakan sebuah sistem,
seperti misalnya sistem politik, tidak dijumpai dalam isolasi relatif. Ia tidak
berdasarkan pada atau terlibat dalam interaksi-interaksi lain. Memahami sistem
politik oleh adanya interaksi antar manusia secara biologis satu sama
lain?haruskah kita memandang ssstem politik sebagai rangkaian interaksi timbale
balik yang langsung antara manusia sebagai makhluk sosial, tetapi meskipun
begitu untuk sementara dipisahkan dari berbagai perilaku non politik lainnya di
mana ia terkait dua macam sistem politik yang berbeda, yang pertama, keanggotaaan sistem, akan
meliputi manusia seutuhnya sebagai dasar kesatuan masyarakat. Kedua, sistem analitis, yang hanya
mengacu pada interaksi-interaksi yang abstrak di mana setiap orang terlibat,
yakni interakhsi yang telah dibuktikan sebagai total jaringan tingkahlaku di
mana ia merupakan bagian-bagiannya.
Sifat-sifat
Analitis Semua Sistem Sosial
Plausibilitas
Sistem Keanggotaan
Easton
menguraikan sifat-sifat dari semua Sistem Sosial Sebagai sistem keanggotaan,
sistem keanggotaan bisa saja meliputi semua orang, seperti misalnya, mereka
yang menjadi anggota organisasi-oragniasi keagamaan. Sebagai sistem analisa,
agaknya ia akan melibatkan semua interaksi tersebut di mana setiap individu
dalam masyarakat terikat dan dapat ditunjuk sebagai masalah keagamaan tanpa
menghiraukan apakah interaksi tersebut terjadi dalam konteks yang terorganisir atau
dalam suatu lingkungan keagamaan yang tegas. Kemungkinan sistem analisa dapat
lebih diperluas disbanding sistem keanggotaan karena lebih banyak orang yang
dapat ikut serta dalam perilaku keagamaan tanpa harus menjadi anggota unit-unit
keagamaan. Walau menghadapi persoalan dalam hal ini ia member kepercayaan yang
sesungguhnya mengenai perbedaan diantara sistem- sistem ini; bahwa sistem
keanggotaan tersebut bukan sistem analitis.
Masyarakat
sebagai bagian dari supra sistem
Easton berpendapat, setiap
interaksi nampak sangat berarti dalam menjelaskan, fungsinya sebagai kelompok
masyarakat yang sudah sangat umum hal tersebut tidka membutuhkan hadirnya alas
an pembenaran dan justifikasi. Kita telah memisahkan tingkahlaku keagamaan,
ekonomi, fraternal, pendidikan, politik, kebudayaan dan macam-macam perilaku
yang serupa. Bagaiamana maksud-maksud untuk menunjukkan semua hal itu, maka
setiap interaksi ini secara terpisah dianggap sebagai sistem. Karena sistem - sistem
demikian tidak menunjukkan seluruh rangkaian interaksi yang berkembang di dalam
suatu masyarakat, melainkan hanya bagian-bagiannya yang telah diabstraksikan
dari total perilaku. Yang apperptive menandaskan bahwa system ini sifat
analitis. Interaksi- interaksi politik membentuk salah satu dari jenis-jenis
sistem tersebut.
Citra
Empiris Sistem analitis
Easton
menjabarkan bahwa, untuk masalah ini di luar dari terminologi, Nampak terdapat
sedikit hal-hal yang bertentangan. Tetapi ada rintangan besar yang menghalangi
diterimanya perpektif mengenai sisi teoritis sistem secara sebagai suatu
konsep. Ada satu hal penting yang perlu diungkapkan bahwa interaksi politik
membentuk sistem analitis. Apabila telah berangkat dengan pendapat bahwa ssstem
politik adalah merupakan sistem manusia sebagai makhluk biologis, maka akan terdapat
kesulitan. Secara relatif sangat mudah membayangkan sekelompok kecil para
administrator yang bertugas dalam sebuah unit, yang sebagian di antara mereka
ditempatkan pada posisi yang bersebelahan yang disebut jabatan, sebagai suatu
sistem manusia-manusia. Pada prinsipnya, sekalipun dalam kasus suatu unit yang
lebih besar dengan jabatan yang terbagi-bagi berdasarkan perlengkapan dan
kehendak, kita dengan mudah dapat membayangkan kumpulan keseluruhan kelompok
sebagai sebuah unit, menempatkannya kesebuah lokasi yang terbaru. Terdapatnya
aspek pisik yang jelas pada kelompok tersebut yang membuatnya menjadi mudah
untuk membayangkan sebagai sebuah sistem sepanjang jalur-jalur pisik seperti
yang sudah santat kita kenal di dalam interisik di dalam kelompok tersebut
ditentukan oleh kehadiran manusia secara pisik hubungannya. Strukturnya yang
umum dan tujuan bersama.
Dalam
masyarakat yang diferensiatif sebagai peranan khusus yang timbul dalam sistem
politik nampaknya menduduki hamper seluruh interaksi manusia sebagai mahluk
biologis, paling tidak merupakan bagian terbesar daripadanya sehingga manusia
di identifisir dengan nama nama serta peran sendiri. Dengan begitu kita
mempunyai politisi, lembaga perwakilan, administrator, hakim-kamim,
pemimpin-pemimpin politik dan semacamnya.
Kedwiartian
mengenai struktur-struktur sosial yang terpadu.
Apabila
kita menerima sistem sebagai sebuah model fisika di mana kita mempunyai
kelompok manusia sebagai makhluk biologis yang terus menerus melangsungkan
interaksi lewat anggotanya dalam suatu kesatuan entitas (seperti misalnya
organisasi resmi, besar atau kecil) atau lewat komunikasi jarak jauh, sistem
politik tidak akan selalu menghadapi kendala seperti itu. Jelas tidak mungkin
mengumpulkan semua actor politik bersama-sama dan mengalihkan mereka kelokasi
baru, seperti halnya dengan kelompok-kelompok yang terorganisir, tanpa secara
simultan mengalihkan seluruh kerangka kerja sistem sosial yang disebut
masyarakat. Ketika memindahkan aktor-aktor politik pada waktu yang sama kita
harus memundahkan seluruh manusianya, yakni orang-orang yang melibatkan dalam
ekonomi, keagamaan, pendidikan dan macam-macam perilaku lainnya yang membentuk
masyarakat.
Menurut Easton, Kita
akan memindahkan tidak hanya sistem politik, tetapi juga semua sistem lainnya.
Kita tidak selalu bisa secara empiris atau pisik memisahkan semua interaksi
yang kita sepakati untuk disebut sebagai politik dan memandang para aktor
politik sebagai kelompok yang betul-betul terlepas dari ekonomi dan jenis
aktor-aktor sebagai kelompok yang betul-betul terlepas dari ekonomi dan jenis
aktor yang lain. Akibatnya, apabila kita menetapkan semua aktivitas politik
formal dan informal ini, yakni interaksi politik sebagai komponen sistem
politik, maka sistem demikian Nampak menjadi kurang jelas atau kurang nyata
disbanding sistem yang jelas terbentuk dari sejumlah manusia tertentu sebagai
mahkluk biologis, seperti hanlnya suatu organisasi atau kelompok formal
lainnya. Sewaktu kita beralih ke sistem
yang tidak tertulis (nonliterate system) dan sistem-sistem tradisionla, di mana
bidang aktivitasnya tidak mempunyai derajat diferensiasi dan ketegasan seperti
halnya masyarakat- masyarakat modern, maka persoalan empiris dalam
mengidentifisir sistem politik, atau
bahkan jenis-jenis sistem sosial lainnya akan menjadi jauh lebih konpleks.
SIFAT
ANALISA SEMUA SISTEM
Easton
menguraikan Sifat Analisa dari Semua seistem sebagai satu cara mengatasi
masalah konseptual akan menegaskan bahwa apa yang kita punyai ialah dua subtype
sistem yang berbeda; Keanggotaaan atau entitas disatu pihak dan sistem analisa
dipihak lain. Unsure-unsur sistem tersebut akan terdiri dari manusia-manusia di
dalam organisasi-organisasi yang terpisah secara pisik; sistem analisa,
seperangkat interaksi yang sebagian terpencar, menyebar atau tidak didasarkan
atas sejumlah perilaku-perilaku lainnya. Nilai klasifikasinya berganda tersebut
adalah bahwa ia menonjolkan pentingnya beberapa aksi yang terorganisir dalam
kehidupan politik.
Walaupun
begitu, jika di dalam mengklasifikasi hal ini, kita berpikir bahwa kita telah
membedakan dua sistem yang berbeda status teorinya, kita akan melakukan suatu
kesalahan konseptual yang sangat mendasar. Keanggotaan sistem analisa dari subtipe
penting yang berbeda, tetapi dating dari status teoritis yang sama.
Perbedaannya justru terletak pada konsentrasi atau tekan-tekanannya pada
orientasi pilitik, anggota-anggota kelompok biasanya akan mempunyai derajad
diferensiasi dan spesialisasi interaksi politik yang lebih tinggi, baik dalam
hal wawasan maupun waktu. Dalam masyarakat-masyarakat modern, karena pembagian
spesialisasi tugas dalam politik termasuk bidang-bidang sosial lainnya, terdapat
banyak organisasi-organsiasi dan lembaga-lembaga di mana kuantitas dan
pentingnya aktivitas-aktivitas politik begitu besar sehingga
struktur-struktur ini dikenal sebagai
hakikat sebagai hakikat politik yang paling menonjol. Kenyataannya bahwa struktur-struktur
disebut sebagai politik telah menunjukkan sebagai struktur-struktur yang sarat
dengan berbagai konsekuaensi pilitik bagi masyarakat tersebut. Partai-partai
politik, badan pembuat undang-undang, berbagai jenis kelompok kepentingan atau
pengadilan-pengadilan merupakan badan yang tidak bisa disangkal dalam kehidupan
politik. Dengan kata lain, setiap organsiasi yang secara dominan pasti bersifat
politik, seperti partai politik, merupakan abstraksi dari keseluruhan perilaku
di mana manusia terlibat dan oleh karena itu bersifat subsistem analitis.
Kenyataan
empiris dari unit-unit Analitik
Dalam
kenyaan yang empiris dari unit-unit analitik yang ada, Easton berpandangan
bawah, Karakteristik analitis sebuah sistem politik tidak memperngaruhi status
empirisnya. Ia hanya mengacu pada fakta bahwa untuk berbagai tujuan teoritis
kegiatan-kegiatan politik akan di bedakan dan secara temporer diabstraksikan
dari seluruh aktivitas lainnyua. Tetapi masih tetap berhubungan dengan
pola-pola tingkahlaku yang dapat diobservasi. Karenanya kita dapat mengatakan
bahwa jika keanggotaan sistem kita sebut sebagai system of biological, yang
berguna bagi tujuan-tujuan riset, maka jelas tidak ada sistem yang demikian di
dalam ilmu-ilmu sosial. Semua sistem tingkah laku bersifat analitik. Untuk
tujuan riset yang terbatas beberapa diantaranya bersifat diferensiatif,
spesifik dan terpadu. Ini dapat kita sebut organisasi-organsiasi, sistem
peranan ataupun keanggotaan sistem. Yang lainnya bersifat menyebar dan tidak
diferensiatif yang terlibat di dalam rangkaian jenis interaksi analitikal
lainnya. Tetapi dnegan mengabaikan ekspresi structural tingkahlaku, semua
sistem harus diintepretasikan sebagai sesuatu yang diabstraksikan dari realitas
empiris yang relevan yang hanya terpisah dari sebagaian lingkungan fenomenal.
Secara teoritis, status sosial sistem politik, seperti halnya dengan semua
sistem sosial lainnya, adalah bersifat analitis, tetapi tetap berwatak empiris.
BAB
IV
Identifikasi
Sistem Politik
Dalam menidentifikasi sistem politik,
Easton menjelaskan bahwa, Masyarakat sebagai sistem sosial yang paling
inklusif, merupakan suatu satu-satunya hal yang mencakup semua interaksi sosial
di mana manusia sebagai makhluk biologis terlihat. Setiap sistem sosial
lainnya, termasuk sistem politik, memisahkan hanya beberapa aspek perilaku
seutuhnya dan harus bersifat analitis. Kehidupan politik akan diinterpretasikan
sebagai sistem yang secara konseptual berbeda dari sistem-sistem lainnya di
dalam masyarakat. Semua interaksi yang berbeda di luar sistem politik wujud.
Tugas utama dalam merancang seluk beluk teori akan terdiri dari berbagai usaha
untuk menunjukkan perubahan-perubahan ini dan menerangkan cara di mana sistem
politik berproses untuk menanggulangi masalah-masalah yang ditimbulkan demi
kelangsungan sistem.
KRITERIA
UNTUK MENGENAL SISTEM POLITIK
Menurut
Easton, terkait dengan bagaimana kita akan membedakan interaksi-interaksi yang
berlangsung dalam masyarakat yang akan kita cirikan sebagai komponen-komponen
sistem politik. Ini merupakan langkah-langkah kritis dalam menentukan dinamika
kehidupan politik.
Interaksi
sebagai unit sistem
Kehidupan
poltik telah digambarkan sebagai penelitian terhadap tata tertib kekuasaan,
Negara, kebijaksanaan umum, pembuatan keputusan, atau monopoli penggunaan
kekausaan yang sah. Dalam konteksnya yang paling luas, penelitian kehidupan
politik seperti halnya dalam ekonomi, keagamaan atau aspek-aspek kehidupan yang
lainnya, dapat dijelaskan sebagai seperangkat interaksi sosial yang berlangsung
diantara sejumlah besar individu dan kelompok. Interaksi merupakan kesatuan
analisa dasar. Sederhana seperti perumusan ini ialah, adanya kecenderungan
khusus untuk bergerak langsung ke struktur-struktur khusus, baik formal maupun informal,
melalu mana interaksi-interaksi politik menunjukkan diri.
Penelitian terhadap
badan pembuatan undang-undang, eksekutif, partai-partai, organisasi-organsiasi
administrative, pengadilan-pengadilan dan kelompok-kelompok kepentingan, tetap
menguasai pendekatan awal di mana para ahli politik secara khusus mengumpulkan
datanya. Dengan perluasan fokus yang dilaksanakan pada ilmu politik melalui
pelacakan masalah-masalah politik dan struktur politik di Negara-negara
berkembang, para ahli ilmu politik telah memandang dengan perhatian keil
terhadap tekanan pada struktur formal dan informal.
Tentu
saja tidak ada percobaan dilakukan untuk mempertimbangkan struktur-struktur
lewar satu cara yang sitematis. Ada anggapan bahwa di sana terdapat berbagai
aktivitas politik dan proses-proses yang menjadi ciri semua sistem sekalipun
bentuk-bentuk struktur sangat bervariasi di setiap tempat dan setiap abad.
Pengujian
interaksi politik
Easton menjelaskan bahwa, faktor yang
membedakan interaksi-interaksi politik dari semua jenis interaksi sosial
lainnya adalah bahwa seluruh rangkaian interaksi tersebut secara dominan
berorientasi kea rah alokasi nilai-nilai otoritatif bagi sebuah masyarakat.
Secara singkat, alokasi-alokasi otoritatif mendistribusikan sebagai hal penting
di antara orang-orang atau sejumlah kelompok orang lewat satu atau lebih dari
tiga cara tersedia. Alokasi bisa menghilangkan suatu nilai yang sudah dipunyai
oleh seseorang atau mungkin pula menghalangi proses pencapaian nilai-nilai lain
yang akan diperoleh atau bisa juga memberikan kepada sejumlah orang peluang
untuk menggunakan nilai-nilai sembari menghujad yang lain. Suatu alokasi
dikatakan otoritatid bila orang-orang yang berorintasi padanya memang merasa
bahwa menerak terikat dengannya.
PARAPOLITICAL
SYSTEM
Sistem
politik kelompok-kelompok
Dalam memahami
parapolitical system, Easton berpendapat, Pengkajian politik tidak selalu atau
khusus mengenai proses-proses di dalam kelompok-kelompok demi kepentingan
mereka sendiri. Hanya selama dihubungkan dengan proses-proses politik yang
lebih luas dalam masyarakat yang mempunyai kelompok-kelompok internal yang
terorganisir private government akan
menjadi menarik bagi para mahasiswa ilmu politik di masa lalu. Sesungguhnya
kita dapat merumuskan aspek-aspek interaksi sosial internal dari semua sub
kelompok di dalam masyarakat, sebagai contoh sistem politik, seperti yang
dikatakan oleh Charles Merriam, di manapun, pasti terdapat
pemerintahan-pemerintahan disorga, pemerintahan di neraka, pemerintahan dan
hukum diantara orang-orang yang berada di luar perlindungan hukum. Pemerintahan
di penjara. Seperti masyarakat yang lebih inklusif di mana mereka merupakan
bagian, setiap kelompok membuat alokasi yang sub kelompok yang demikian seperti
keluarga, gereja, ataupun paguyuban orang-orang yang seketurunan kita dapat
menjumpai hukum dasar, kompetisi untuk merebut kendali kontrol serta
kelompok-kelompok penekan dan fraksi-fraksi. Semua sub kelompok ini mempunyai
sanksi-sanksi potensial untuk menyelenggarakan pemenuhan alokasi mereka,
seperti misalnya penggunaan tekanan lewat pengecualian, pengasingan dari
masyarakat, penolakan keanggotaan, atau kekerasan, seperti dalam
kelompok-kelompok kriminil.
Perbedaan-perbedaan
antara “political system” dan “Parapolitical systems”
Easton
berpandangan bahwa, meskipun proses dan struktur parapolitical system mungkin
sama dengan sistem politik masyarakat, secara substantif keduanya berbeda
paling tidak dalam dua hal penting. Parapolitical merupakan aspek-aspek
subsistem dmasyarakat. Ia merupakan subsistem dari subsistem. Yang bukan
anggota parapolitical system bahkan juga menerima atau diharapkan menyetujui
tanggungjawab-tanggungjawab untuk menghadapi masalah-masalah pokok yang
diwariskan oleh fakta bahwa sejumlah ornag hidup bersama dan menanggung
sejaumlah aspek kehidupan dan terpaksa, dengan demikian, mencoba memecahkan
segala perbedaan yang terbentang diantara mereka bersama. Sudah tentu perbedaan
fungsi bisa terjadi sehingga banyak kelompok yang memperoleh peran-peran yang
lebih besar dalam proses penyelesaian perbedaan-perbedaan. Para anggota titisan
ninggrat mungkin lebih awal memiliki semua hak untuk jabatan politik dalam
suatu sistem politik masyarakat kesukuan atau partai politik mungkin
mendominasi proses-proses politik masyarakat modern. Dalam kasus ini sifat
dasar sistem infra kelompok atau parapolitical system akan menolong menentukan
cara bagaimana kelompok tersebut dapat mempertahankan diri dalam sistem politik
masyarakat. Meskipun begitu, sistem politik internal lewat mana nilai-nilai
dalam kelompok-kelompok itu sendiri diterapkan, klau atau partai, meneruskan
ilustrasi tersebut, bersangkutpaut dengan susunan masalah-masalah yang lebih
sempit ketimbang masalah-masalah yang timbul dalam sistem politik masyarakat di
mana kelompok-kelompok ini bisa ikut berpartisipasi secara bersunguh-sungguh.
Easton
menjelaskan bahwa semua perbedaan tidak diselesaikan secara bebas dan bila
perbedaan-perbedaan itu juga dirasakan sebagai mengganggu pendapat-pendapat
umum mengenai tata tertib dan keadilan, setiap masyarakat menyediakan
proses-proses melalui mana struktur-struktur khusus baik bantuan untuk mencapai
suatu pengaturan perbedaan-perbedaan atau melancarkan kerangka penyelesaian.
Perbedaan utama antara sistem politik dan parapolitical system terletak pada
rangkaian masakah yang sering menghadang sistem yang disebut pertama dalam
perbandingan dengan persoalan yang merintangi sistem yang disebut terakhir.
Kenyataannya ini merupakan salah satu dari arti implicit yang terkandung dalam
pernyataan bahwa sistem politik masyarakat lebih inklusif dibanding suatu atau
semua parapolitical system, baik satu demi satu maupun secara keseluruhan.
Perbedaan
yang jauh lebih penting antara kedua jenis sistem politik ini ialah bobot dan
kuantitas yang tersedia pada sistem politik masyarakat untuk mencoba mangatur
segala perbedaan biasanya lebih luas yang tentunya sejalan dengan tingkat
tanggungjawabnya yang lebih besar. Maka Easton mengemukakan, mungkin akan
sangat menguntungkan untuk melakukan analisa perbandingan sistem politik dan
parapolitical sistem atau anggapan keduanya sebagai referensi primer analisa
konseptual.
UNIT
DASAR STRUKTUR ANALISA DI DALAM SISTEM POLITIK
Menurut
Easton, Sistem merupakan tingkahlaku yang paling inklusif di dalam masyarakat
untuk alokasi nilai-nilai otoritatif. Dalam memilih atau meringkas hanya
aspek-aspek pelakunya tersebut yang sedikit banyak dikaitkan langung dengan
alokasi-alokasi nilai-nilai otoritatif bagi masyarakat. Konsep keanggotaan
sistem politik secra bersamaan akan mengidentifisir orang-orang tersebut secara
kolektif dalam masyarakat karena menreka mengikuti peran-peran politik. Oleh
karena itu, sistem politik akan dikenal sebagai seperangkat interaksi, yang
diringkas dari total perilaku sosial, melalui mana nilai-nilai dialokasikan
secara otortatif kepada masyarakat. Orang-orang yang berada dalam proses-proses
penggunaan interaksi yang demikian, yakni mereka yang ambil bagian dalam
peran-peran politik secara umum akan dipandang sebagai anggota-anggota sistem tersebut. Apabila konseptualisasi
kehidupan politik sebagai sistem akan mendorong kita mengenal elemen-elemen
sistem yang lebih besar dan umum, hal tersebut memaksa kita semua akan perlunya
menerangkan segala hal yang berada di luar lingkungan sistem.
BAB
V
LINGKUNGAN
SISTEM POLITIK
AMBIKUITAS
DI DALAM KONSEP ‘BATAS-BATAS SISTEM’
Di sana
interaksi baik dalam dan antara kedua keluarga inti maupun kelompok-kelompok
yang mempunyai pertalian keluarga secara luas sangat diliputi dan
ditentukan kadar politik dan ini berlaku
juga dulunya antara kelas-kelas aristokrattik dari banyak masyarakat Eropah. Di
dalam lapirsan yang demikian, kita mungkin akan menunjukka pada
kebijakan-kebijakan investasi dan berbagai aktivitas lembaga-lembaga keuangan
yang begitu berkuasa di dalam masyarakat industri maju. Kadang-kadang hal
tersebut bersifat kritis dan genting terhadap keberuntungan pasrtai politik dan
pemerintah, seperti dalam masalah pengaruh yang agaknya diterapkan oleh Bank of
England selama krisis keungan semasa Pemerintahan Ramsay Macdonald dalam dekade
tigapuluhan. Kita mungkin mennetang pencantuman struktur ini atas dasar
anggapan bahwa Bank tersebut merupakan sebuah lembaga ekonomi yang utama dan
oleh karena itu merupakan bagian penting dari ekonomi tersebut, khususnya sejak
saat ia dikuasi secara pribadi.
ARTI
BATASAN-BATASAN SISTEM
Kita akan
menjumpai bahwa gagasan tentang saling ppertukaran antara sistem politik dan
lingkungannya memainkan suatu peranan penting dalam pendekatan teoritis yang
akan dikembangkan. Konsep, batasan akan menunjukkan suatu alat analisa penting
dan ini untuk dua alas an.
Sistem
terbuka dan tertutup
Bagaimana macam
tekana penting lainnya bisa diperoleh dari fakta bahwa sistem terbuka untuk
dimasuki oleh pengaruh-pengaruh dari lingkungannya. Meskipun hal ini merupakan
pengamatan yang sangat bersahaja, suatu kebenaran empiris tidak perlu selalu
menyiapkan dasar untuk analisa politik. Secara keseluruhan mungkin kita dapat
menyusun mode analisa yang akan mengikuti beberapa model sistem fisik dan
menafsirkan kehidupan plotik sebagai suatu sistem tertutup, yang diterima
sebagai sistem yang terpisah dari pengaruh-pengaruh lingkungannya. Penafsiran
yang demikian akan memaksa kita memperhatungkan segala yang terjadi dalam
sistem politik semata-mata hanya dalam batasan aktivitas-aktivitas internalnya.
Kini ia menimbulkan apa yang telah menjadi anggapan terpendam menuju tingkat
kesadaran sehingga kita mengenal apa ayng sesungguhnya kita fahami dari
kehidupan poltik sebagai sistem terbuka. Karena pendapat ini bersifat laten,
maka implikasinya belum dapat dipahami sepenuhnya sedang manfaat teoritisnya
tidak jelas dan tidak bisa dimanfaatkan sepenuhnya. Mengatakan bahwa sistem itu
terbuka untukpengaruh-pengaruh luar, hanya akan berarti jika kita dapat
membedakan bagian dalam dari bagian luar. Tetapi kita tidak bisa melakukannya
secra memuaskan kecuali dengan menguji sifat-sifat batasan yang diduga
memisahkan keduanya. Pad poin berikutnya logika dibalik gagasan pemikiran
terbuka juga akan diperlukan untuk mencoba mengembangkan analisa perubahan antara sistem dan lingkungannya.
Identifikasi
variabel-variabel terikat
Pemakaian
batasan-batasan sebagai konsep juga akan menempilkan langkah strategis kea rah
penyerderhanaan realitas, yang merupakan kondisi yang sangat penting bagi
penelitian ilmiah. Ia akan memeberikan kita krteria untuk menentukan
elemen-elemen politik penting mana yang perlu dikembangkan secara mendalam
sebagai variabel-variabel terikat utama dan yang mana yang bisa diterima begitu
saja dalam bentuk variabel-variabel eksternal. Setia jenis elemen eksternal dan
internal ini, akan penting sekali untuk memahami masalah-masalah kita mengenai
sistem politik, tetapi setiap elemnen akan mempunyai staus teori yang berbeda
dalam model konsepsi yang sedang dalam porses konseptualisasi kita.
SIFAT-SIFAT
UMUM BATAS-BATAS SISTEM
Dengan menguji
sistem-sistem ini dan mencari signifikasi batasan-batasn yang benar sebagai
konsep, kita akan berada dalam posisi lebih bai, jika menyadari kegunaan dan
manfaat menghubungkan batasan-batasan yang nampaknya sama dengan sistem
interaksi, sepereti sistem politik.
Batas-batas
system pisik dan biologis
Sebuah apel
merupakan suatu sistem organikyang
terpisah dari lingkungannya oleh kulit. Kita menjamin bahwa bila tugs kita
adalah memahami proses-proses terjadinya apel itu sendiri seperti masak dan
membusuk, maka kita perlu pula menghitungkan faktor-faktor di luar kulit itu
sendiri. Tanah di mana pohon apel tersebut tumbuh, sifat dasar pohon apel itu
sendiri dan masih ada lagi udara di mana apel itu disimpan, semuanya penting
untuk menentukan kelangsungan apel tersebut sebagai suatu sistem. Tetapi dalam
sudut pandang seorang ahli perkebunan unsure-unsur merupakan veriabel-variabel
di luar apel tersebut sebagai suatu sistem
organic. Batasanya ditegaskan oleh kulit apel.
Tubuh
manusia merupakan sistem biologis lain
yang batasab-batasannya tidak terdiri dari garis-garis khayali tetapi dari
kulit ari yang terlihat. Menandainya secara tegas dari lingkungannya. Dalam
proses kedewasaan kita segera mempelajari untuk tidak mencampuradukan hal-hal
yang terkait oleh kulit dan hal-hal luarnya.
Ciri
umum semua batasan
Dalam
banyak kasus, kita mampu menarik garis pisik untuk memperlihatkan suatu batasan
sistem, tetapi ini hanya bersifat incidental sekalipun berguna bagi sifat
empiris hanya beberapa sistem.secara konseptual, suatu batasan merupakan
sesuatu yang berbeda dari penampilan pisiknya. Garis batasan tampil lebih
sebagai simbol atau perwujudan wadah kriteria inklusi-eksklusi, berkenaan
dengan sistem. Adalah merupakan jalan pintas jika kita secara fenomenal hanya
menunjukan pada apa yang telah kita masukan kedalam bagian kiri sebuah sistem.
Apabila dalam sistem-sistem di mana ruang merupakan dimensi penting, kita dapat
menegaskan garis batas dan isi, maka kita segera akan mengetahui ayan yang
berada di dalam yang merupakan bagian sebuah sistem dan apa yang berada di luar yang mungkin
merupakan bagian dari sistem yang lain.
Untuk sistem di mana lokasi ruang tidak
bisa ditegaskan dengan baik atau dibedakan dalam hubungannya dengan sistem-sistem
lain dan di mana bisa dengan sungguh-sungguh menjalin perilaku dari sistem-sistem
yang berbeda, maka kita membutuhkan cara lain dalam mengungkapkan atau
menegaskan batasan-batasan tersebut.
Ciri
deseptif batasan-batasan geolografis
Batasan-batasan
geopolitik memiliki dampak nyata yang penting atas sistem politik dan sampai batas tertentu membentuk
variabel yang penting pula. Secara analitis batasan-batasan sistem pada dasarnya tidak harus berbentuk ruang.
Secara analitis batasan-batasan semua sistem
bisa diartikan sebagai criteria pemasukan kedalam atau pengeluaran dari
sistem-sistem yang membentuk fokus kepentingan. Kenyataan bahwa secara empiris
sistem interaksi politik tidak bisa
dijejali dan dicampuradukan dengan sistem-sistem sosial lainnya lewat sebuah
garis yang digambarkan pada semuah peta atau tidak bisa secara simbolis
ditempatkan di dalam sebuah amplop atau semacammnya yang secara pasti
memisahkan antara sistem interaksi
sosial lainnya, tidak menyudutkan kegunaan konsep ‘batasan-batasan’ sebagai
suatu alat analisa. Ia malah mendorong kita untuk mengakui bahwa
batasan-batasan pisik hanya merupakan salh satu cara empirs dalam memisahkan
sistem- sistem.
SEJUMLAH
INDIKATOR EMPIRIS BATASAN-BATASAN BERBAGAI SISTEM POLITIK
LINGKUNGAN
SISTEM POLITIK
The
intrasocietal Systems
Dalam kedua pengertian
tetapi lingkungan universal ini, dengan berbagai sistem lainnya yang bisa
dibedakan, mempunyai dua aspek utama; yaitu sejumlah sistem yang berada di luar sistem politik terbentuk dari dua tipe yang pada
dsarnya berbeda, sistem internal dan eksternal
masyarakat. Tipe 1 menggambarkan dikotomi ini dan menunjukkan berbagai macam
sistem yang termasuk dalam setiap dua
tipe utama. Dalam nenguji pengaruh perubahan-perubahan lingkungan atas sistem politik, kita akan menunjuk pada
perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem-sistem sosial lainnya. Depresi
perekonomian, perubahan nilai-nilai dan aspirasi-aspirasi dalam kebudayaan atau
pergeseran dalam struktur kelas, dapat melahirkan sejumlah impak atas
sistem politik. Sistem ekologi mencakup
lingkungan pisik sekalipun hanya sepintas saja. sistem non humanis kehidupan manusia. Pada bagian
aspek pisik, luas territorial, iklim dan sifat-sifat yang sama yang
memperngaruhi kondisi-kondisi semua kehidupan termasuk politik. Aspek-aspek organic
non humanis sistem mengacu pada alam,
lokasi, dan kekayaan persediaan makanan serta flora dan fauna lainnya yang
digunakanoleh anggota sistem politik.
Sistem biologi dalam lingkungan tersebut menarik
perhatian pada fakta bahwa dalam mencoba mengerti proses-proses politik, mudah
rasanya mengabaikan sifat-sifat warisan yang bisa membantu menetukan motivasi
manusia dalam politik maupun kondisi sosialnya. Ia menunjuk pada aspek
interaksi-interaski politik yang ditentukan atau diperngaruhi oleh susunan
biologis manusia. Sistem kepribadian dan sistem
sosial telah mendapat perhatian yang paling luas dan terperinci dalam
literature tradisional. Sistem-sistem sosial dapat dikelompokkan ke dalam
beberapa tipe; kebudayaan, struktur sosial, ekonomi dan demografi.
Fluktuasi
di dalam kebudayaan sosial dan ekonomi dengan kepribadian-kepribadian dibentuk,
peralihan di dalam struktur umum masyarakat dataupun di dalam aspek-aspek
khusus (seperti dalam hal ukuran dan jumlah bentuk-bentuk kelompok atau
kelas-kelas sosial) dan perubahan dalam ukuran derajat pertumbuhan, komposisi
dan distribusi penduduk jelas akan melahirkan dampak penting terhadap
sistem politik.
Extrasocietal
Systems
Sistem-sistem
tersebut diartikan sebagai bagian dari masyarakat yang sama di aman sistem politik itu sendiri merupakan subsistem
sosial. Dalam hal ini, sistem-sistem dimaksud bersifat eksternal terhadapa
sistem politik. Suatu pengaruh yang
dibebankan pada sistem politik harus
diperoleh dari fakta bahwa tindakan-tindakannya menyembatani batasan antara satu
sama lain dan dengan sistem politik. Ini
merupakan pengertian pertama di mana suatu sistem bisa dikatakan berada di luar atau di dalam
lingkungan suatu sistem politik.
Contoh-contoh sistem politik dan
sistem sosial yang berbeda dari
sistem sosial dan politik berada dalam
pertimbangan. Dari sudut pandang Amerika Serikat, Perancis adalah masyarakat
dan mengandung sistem politik yang
merupakan konsekuaensi-konsekuensi tindakan-tindakan yang mungkin melintasi
batasan sistem politik Amerika Serikat dan
membantu membentuk hasil akhirnya.
Dari
sudut pandang ini, kita menjumpai suatu sistem
ekologi internasional yang demikian sebagai suatu kebudayaan
internasional, ekonomi internasional, demografi internasional dan seterusnya.
Seperti halnya dalam masyarakat domestic. Masyarakat internasional sutuhnya
atau subsistemnya akan merupakan parameter dalam lingkungan ekstra sosial suatu
sistem politik dan dipertimbangkan sebagai kemungkinan seumber pengaruh atas
apa yang terjadi dalam sistem tersebut.
Diantara subsitem internasional juga akan dijumpai berbagai macam kumpulan
subsistem politik seperti misalnya NATO, SEATO, Persatuam Bangsa-Bangsa, atau
Blok Soviaet, dan masing-masing memilikis ejumlah impak yang terpisah pada
sistem politik. sistem politik merupakan suatu sistem yang terbuka, dalam sudut pandang seperti
yang sudah diungkapkan, dalam bermacam-macam tingkatan, terjhadap
kejadian-kejadian yang berlangsung ditengah-tengah lingkungannya. Konsep
batasan dan lingkungan membantu menyusun analisa kita sejalan dengan hal-hal
yang diinginkan.
C. PENDAPAT PENULIS
Mengacu pada uraian tentang gambaran isi buku tersebut
diatas, maka dapat dikatakan bahwa pemaparan Easton mengenai organisme yang ada
dalam ilmu alam dengan menyederhanakan suatu proses-proses yang terjadi di
dalamnya sehingga memudahkan dan menyederhanakan kita untuk memahami fenomena
politik dari sudut pandang sebuah organisme dan tidak lagi serumit sebelumnya.
Apalagi jika dilihat bahwa bagian-bagian tubuh dalam manusia yang apabila
terjadi penurunan kerja atau kerusakan dalam sebuah bagian tubuh, maka akan
mempengaruhi bagian tubuh dan kerja tubuh secara keseluruhan, disinilah proses
saling mempengaruhi terjadi, lebih dari sekedar konsep keseimbangan seperti
yang banyak diungkapkkan sebelumnya oleh ilmuan-ilmuan sosiologi.
Dalam perspektif teori sistem, sistem diartikan sebagai
jalinan unsur-unsur yang dari setiap unsur tersebut memiliki fungsi dan satu
kesatuan melakukan fungsi utama. Hal ini menjelaskan bahwa negara, masyarakat,
dan individu adalah sebuah sistem, dan kesatuan yang merupakan satu batang
tubuh yang saling mempengaruhi dan punya tujuan utama. Sistem politik merupakan
bagian dari ilmu politik, karena memberikan perhatian kepada pembuatan
keputusan tentang alokasi sumber daya kekuasaan. Sementara itu, menurut Gabriel
Almond dalam setiap sistem terdapat struktur, dan setiap struktur memiliki
fungsi.
Penulis melihat pandangan Easton yang mengembangkan kerangka
pendekatan analisa sistem pada kajian ilmu politik. Walaupun menjadikan sistem
politik sebagai dasar analisanya, bidang penelitian utamanya adalah perilaku
intra sistem dari berbagai sistem dan pendekatan yang digunakannya adalah
pendekatan konstruktifis. Easton menegaskan baik di luar dan di balik sistem
politik terdapat sistem-sistem lain atau lingkungan—baik fisik, biologis,
sosial, psikologis, dan sebagainya—yang bisa menjadi landasan pembeda antara
sistem politik dengan sistem lainnya. Maka titik tekan pembedaan tersebut
adalah pembuatan alokasi yang terlindungi dan mengandung otoritas. Disini
penulis melihat bahwa Easton menegaskan pada yang mempelajari teori sistem agar
keharusan untuk melihat sistem politik sebagai sebuah satu kesatuan lebih dari
sekedar terkonsentrasi pada solusi masalah-masalah yang terbatas. Teori harus
mampu menggabungkan pengetahuan yang reliable dan data yang
empiris.
Dalam konteks ini, penulis berpandangan bahwa
Easton memberlakukan semua sistem politik sebagai sistem yang terbuka
maupun yang adaptif dan memusatkan perhatiannya terutama pada studi tentang
sifat-sifat perubahan dan transaksi-transaksi yang terjadi diantara suatu
sistem politik dan lingkungannya hal ini juga dikemukakan oleh S.P Varma.[1]
Oleh karena itu, keanggotaan dalam sistem ini dapat bertindak bilamana terjadi
pengaruh-pengaruh dari sistem atau lingkungan luarnya. Dengan demikian sistem
politik harus memiliki kemampuan untuk merespon gangguan-gangguan dan oleh
karena-nya dapat menyesuaikan diri dari kondisi-kondisi tersebut. Inilah yang
disebut Easton sebagai unsur mekanisme, yaitu kamampuan keanggotaan
sistem untuk bekerjasama dengan lingkungan mereka dan untuk mengatur
perilakunya sendiri maupun mengubah struktur internalnya. Dengan
cara ini, suatu sistem mimiliki kemampuan untuk mengatasi
gangguan-gangguan secara kreatif dan konstruktif.
Dalam mempelajari teori sistem, dimana sistem menerima
tantangan serta dukungan dari masyarakat, dan diharapkan dapat mengatasi
tantangan tersebut denagn cara seperti yang dilakukannya untuk mengatur dirinya
sendiri dengan bantuan dukungan yang diterimanya ataupun yang dapat
dimanipulasikannya. Tuntutan dan dukungan yang diterima sistem politik dari
lingkungan dalam bentuk masukan-masukan (inputs) masuk ke dalam suatu
proses konversi dalam sistem, dan kemudian menjadi bentuk out-puts. Hal
ini diikuti dengan apa yang disebut feedback mechanism atau
mekanisme umpan balik, melalui mekanisme tersebut akibat-akibat dan
konsekuaensi-konsekuensi keluaran dikembalikan kepada sistem sebagai
keluaran-keluaran.
Masukan terdiri dari (1) tuntutan (demands), dan (2)
dukungan (supports). Tuntutan dan dukungan diterima oleh sistem dari
masyarakat. Suatu tuntutan menurut Easton merupakan “cermin opini
atas suatu hal tertentu yang menghendaki suatu alokasi otoritas dari
pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan atau tidak melakukannya”.
Bersamaan dengan konsep tuntutan terdapat juga konsep over-load (melampaui
batas), yang terjadi baik karena jumlah tuntutan yang sangat banyak maupun
sedikit jumlahnya tapi mengandung tuntutan yang sangat banyak.
Tuntutan-tuntutan ini sebenarnya bukanlah satu-satunya masukan, sebab dukungan
juga terdapat di sana. Suatu sistem politik mendapat dukungan yang besar
dari lingkungan, yang bila tidak, secara alamiah sistem tersebut akan mati.
Dukungan tersebut bersifat terbuka, dalam bentuk tindakan-tindakan yang secara
jelas dan nyata mendukung, dan tertutup, yaitu tindakan-tindakan serta
sentiment-sentimen yang mendukung.
Lebih lanjut, menurut David Easton terdapat konsep keluaran
yang berupa keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan otoritas. Keluaran
sebagaimana dijelaskan Easton tidak saja membantu mempengaruhi
peristiwa-peristiwa dalam masyarakat yang lebih luas di mana sistem tadi
merupakan satu bagian tetapi juga membantu menentukan tiap perputaran masukan
yang menemukan jalannya dalam sistem politik. Proses ini digambarkan sebagai
suatu ikatan umpan balik (feedback loop) dan merupakan suatu respon
penting untuk mendukung tekanan dalam suatu sistem politik.[2]
Merujuk
pada apa yang di ulas oleh Varma, bahwa definisi sistem Easton tersebut terbagi
kedalam tiga komponen yaitu : (1) alokasi nilai-nilai, (2) alokasi sebagai
kewenangan dan (3) alokasi-alokasi otoritatif sebagai sesuatu yang mengikat
masyarakat secara keseluruhan dan menurutnya cara yang paling memuaskan.[3]
Teori sistem ini mempunyai kemampuan untuk mengkonsepsualisasikan secara
sederhana gejala-gejala politik (political phenomena) yang dalam kenyataan
sebenarnya kerapkali jauh lebih kompleks. Dengan lebih memfokuskan pada
proses-proses dan bukannya pada lembaga-lembaga atau struktur-struktur,
sebenarnya pendekatan yang ditempuh oleh Easton ini lebih maju bila dibanding
dengan analisis yang biasa dilakukan dikalangan ilmu politik dan ilmu
administrasi publik.
Meski begitu, menururt Easton keluaran beukanlah
merupakan titik akhir, sebab keluaran tersebut mengumpan kembali pada sistem
dan oleh karenanya membentuk perilaku berikutnya. Di samping Easton dan Varma,
para ilmuwan politik yang lain seperti Carter dan Herz, menggunakan dua
kriteria untuk membedakan berbagai sistem politik di dunia ini, yaitu siapa
yang memerintah dan ruang lingkup jangkauan kewenangan pemerintah. Apabila
pihak pemerintah terdiri atas ebebrapa orang atau kelompok kecil orang, sistem
politik pemerintah di atas atau lebih tegas lagi disebut oligarki, otoriter,
ataupun aristokrasi. Di lain pihak yang memerintah terdiri atas banyak orang, sistem
politik ini disebut demokrasi[4].
D. PENUTUP
Berdasarkan uraian-uraian
serta penjabaran terkait dengan hasil bacaan diatas, maka dapat kita simpulkan
bahwa teori sistem politik adalah merupakan sistem interaksi atau hubungan yang
terjadi di dalam masyarakat, melalui dialokasikannya nilai-nilai kepada
masyarakat dan pengalokasian nilai-nilai tersebut dengan mempergunakan paksaan
fisik yang sedikit banyak bersifat sah. Disamping itu, Teori sistem dalam karya Easton tersebut, tentunya sangat
bermanfaat dalam mengelompokkan proses kebijakan ke dalam sejumlah tahapan yang
berbeda-beda yang masing-masing tahapan itu dapat pula dianalisis secara lebih
terperinci. Berdasarkan atas alasan-alasan itulah model sistem ini patut
dipuji, dan sumbangannya kepada kepustakaan analisis kebijakan kiranya tak
dapat diragukan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar