Laman

Kamis, 01 Mei 2014

GELIAT KAUM URBAN

                                                          GELIAT KAUM URBANn

Geliat kaum urban di Pasar Minggu Jakarta Selatan
Begelut dengan laju jarum jam yang bergerak perlahan
Sisa barang dagangan diobral murah meriah
Tentunya, tawar menawar biasa dilakukan
Ya, harapan tersisah, asalkan laris manis
Mereka memberi sederet persoalan kepada kita
inilah kisah manusia Indonesia yang merdeka hidupnya kawan
Semangat hidup dan bekerja mereka sungguh hebat kawan
Lihatlah, kondisi pasar yang berlumpur, dan berbau busuk
namun, aku melihat mereka sama sekali tak menutup hidungya
Pasar tak ubahnya tempat pembungan sampah, tetap dihuni kaum urban ini kawan
Tua, Muda, Laki-laki dan perempuan mengabdikan diri dalam rasa was-was
menanti para pembeli jelang subuh kita, kaum terpelajar sulit belajar dari hdiup mereka
waktupun berharga dilewati, semua relasi hidup yang dijalani tanpa lelah
tengoklah kawan, semangat juang mereka
melawan aroma busuk menyengat rongga-rongga penciumannya
semua tak perduli, antara penyakit  dan rumus pemerintah yang berubah-ubah
di pasar inilah ruang transaksi masa depan keluarga digalakkan
dan, merekalah penyambung hidup manusia kota yang pelupa soal nasip mereka
inilah kritik terbuka buat kita kawan
ktirik atas dasar kenyataan setiap saat berubah kita pelajari
semua pasti berbeda, antara membual dan menjual kawan
Pasar Minggu pagi ini melawan roda pembangunan yang terus bergulir pasti
kaum pedagang kecil ini tetap tersenyum kawan
mereka lupa soal janji dan pidato penguasa akan perubahan nasibnya
aku mengerti pidato soal  mereka sama sekali tak selaris sayur mayurnya
kawan, aku ingin menulis akan kenyataan hari ini
dari harapan, ada pasar yang bersih dan tak ada bau lumpur untuk mereka kawan

Kamaruddin Salim
Pasar Minggu, S  elasa. 15 April 2014
Pikul:09.05. WIB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar