AIR MATA HARAPAN
![]() |
Pemulung Di Monas, 10/2.2013. By. Kamaruddin Salim |
Laju peradaban tak terbendung dalam
waktu yang nyata
Gelombang kelahiran manusia menapaki
kakinya di permukaan bumi
Bayi kecil beragam rupa, rambut dan
bahasa tangis menyapa sang Bunda
Hasrat terpatri dalam kecintaan mendalam
pada kehidupan masa depan
Air mata harapan tergambar dalam rona
muka suci ayah ibunya
Budaya manusia menyatu dalam konsep
estetika, etika dan logika
Manusia silih bergantian memodifikasi
diri dalam kenyataan
Inilah hukum realitas yang mengilhami
kita untuk berhizrah demi perubahan
Anak-anak telanjang dada berlarian
mengejar kebahagiaan di antara taman dan rerumputan
Bercengkrama bersama kawan sejawat dalam
ruang kota yang sempit dan kumuh
Air mata harapan melukiskan kisah hidup
dari ragam peristiwa bersejarah
Aku dan kamu kiranya sama mengalami
kisah ini kawan?
Ya, kisah dari pertanyaan hingga jawaban
yang di ciptakan sendiri
Kecil menanjak membentuk jiwa remaja,
kita tentunya rekasayasa biologis cinta orang tua
Lalu hadir bangku sekolah mengisyaratka
cita dan asa keilmuan
budaya biologis
berjibaku dalam arus budaya hayalan dan fakta ilmiah
Bahasa tanah mengalami lompatan
dialektika beradaptasi dalam keberagaman
Ya, inilah budaya kehidupan yang
dibingkai Cinta Tanah Air
Rasa nasionalisme dan tentu juga berjiwa
modern pula
Dunia kebebasan terilhami Barat berkat
Aufklarung dan Renaissance kala itu
Dan kini kaum dewasa dan kaula Tua
berjibaku dalam medan
demokrasi
Ya, iblis dan syaitan berkerumun sembari
tertawa
Manusia tak patut di goda, mereka telah binasa
bersama ilmu nya sendiri
Air mata harapan ku tak bernilai sedikit jua,
emosi membakar jiwa manusia rakus kakus
Kawan, sebentar lagi Pemilu, lalu pemilu
kembali nanti
Pesta rakyat pesta kekerasan dan pesta pora
pejabat Negara
Entahlah kawan, kembali ku menyangkal demokrasi
itu adil
Keadilan hanya rayuan begundal jalanan
menyantap hasrat seksual
Nasib bumi kita menyerupai semburan lumpur
lapindo, Freeport dan Neumont
Ya, air mata harapan semua untuk siapa kawan?
Kamaruddin SalimUnas,-Pejaten, 26 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar