Jakarta,8 Februari 2011
SEMUA AGAMA ITU SAMA
“menyakiti manusia dan Mahluk lainnya, sama artinya menyakiti Pencipta-Nya”
Kamaruddin Salim
Belum
luput dari ingatan kita, dimana sekelompok manusia saling menyerang di
depan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan beberapa bulan yang lalu. Yang
menimbulkan 3 orang tewas di tempat. Atau, terjadinya penyerangan
terhadap para Jemaah HKBP di daerah Bekasi akhir tahun lalu. Namun
minggu, 6 Februari kemarin. Sekelompok Ormas menyerang sesama
keyakinannya (Ahmadiyah) di daerah Cikeusik-Tanggerang. 3 orang juga
meninggal secara menggenaskan dan puluhan orang mengalami luka berat.
Ini adalah suatu tindakan kebrutalan yang patut di kutuk. Saya menjadi
tidak mengerti, kenapa terjadi pembiaran terhadap tindakan anarkisme
ataupun kekerasan seperti itu. dimana fungsi Negara sebagai pelindung
warga Negara dan menjadi penengah setiap persoalan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dimana fungsi Negara tersebut, kita patut
bertanya kepada Negara, kenapa ini terjadi?
Kita
tentunya ingat, dalam amanat UUD 1945, tercantum dalam pasal 29 ayat 2.
Semua warga Negara berhak memeluk agama dan keyakinannya masing-masing.
Namun anehnya, kenapa kekerasan demi kekerasan tetap menjadi santapan
nikmat bagi setiap para umat yang berbeda keyakinan. Disini, saya ingin
tegaskan bahwa, apakah perbedaan keyakinan apapun patut diselesaikan
dengan jalan kekerasan. jawabannya tentulah tidak!!!. Kita perlu membuka
mata dan pikiran kita seluas alam raya ini. Tuhan tentunya lebih adil
dan bijaksana dalam menentukan keadilan dan kehormatan mahluk yang di
ciptakan-Nya. Kalaupun Tuhan itu membenci orang-orang yang sesat ataupun
tidak beragama, tentunya Tuhan tidak akan menciptakan mereka.
Saya
ingin menyerukan, kepada kita semua. Kebenaran dan keadilan Tuhan
tersebut dapat kita lehat dalam kehidupan sesama kita hingga detik ini.
Faktanya, Tuhan tetap menciptakan dan menghidupi manusia di seluruh
belahan dunia ini, tanpa memandang apa
agama, golongan, ras ataupun negaranya. Lalu kenapa kita masih tetap
mempersoalkan yang namanya SESAT itu? Lantas tidak sesat itu, seperti
apa sesunggahnya? Kita sepatutnya bertanya.
Siapa
yang pantas menjawab persoalan sesat itu sesungguhnya?, saya semakin
tidak mengerti. Kenapa kekerasan antar umat beragama itu makin marak
akhir-akhir ini.apakah ini pembiaran, ataukah perbuatan diluar kontrol
manusia yang lumrah terjadi? Kita tentunya menyadari bahwa, semua agama
mengajari tentang kasih. Disini saya meminjam bahasanya Mahatma Gandhi, “ ukuran kebaikan sesorang bukan terletak dari apa yang di bicarakannya, tetapi apa yang dilakukannya”.
Saya tantunya sependapat dengan Gandhi. Hari ini semua orang berbicara
tentang kebaikan menurut keyakinannya,tetapi kita tentunya bisa
meragukan apa yang mereka katakana. Faktanya kejahatan dan kekerasan
masih tetap terjadi dalam kehidupan kita. Saya bertanya, siapa yang
benar sesungguhnya?
Saya
semakin tidak mengerti, terjadinya kekerasan itu, dilakukan oleh
manusia-manusia yang mengataskan kebenaran Tuhan. Lantas dimana letak
kebenaran itu sesungguhnya? Apakah ajaran agama yang kita yakini tidak
memiliki nilai-nilai kebenaran, sehingga para pemeluk agama tersebut,
rela membantai sesama manusia. Kita semua tentu memahami bahasa pepatah,
“darah sama merah dan semua manusia bersaudara” tidak
ada perbedaan apapun di mata Tuhan. Namun kenapa, kita saling membunuh
hari ini? Apakah hukum alam itu di jalankan. Siapa yang kuat dialah yang
bertahan? Jawabannya tentulah tidak benar. Semua agama itu sama. Namun kenapa kita sudah mirip dengan serigala dan membantai serigala lainnya, seperti yang di ungkapkan John Luck. Apakah dunia sudah berubah saudaraku?
Semua
agama itu sama. sama mempunyai Tuhan, memiliki Kitab Suci dan memiliki
Sang Penyeru Kebenaran. Dan perlu di ingat. Semua manusia pasti mati!
Melalui tulisan yang singkat ini, saya hanya berkeinginan membuka
kembali pandangan kita terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang semakin
hilang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita tercinta ini. Saya
yakin semua ajaran agama apapun, menolak bahasanya Karl Marx, bahwa “agama adalah candu”,
sebab semua agama bukan racun, tetapi agamalah menjadi gerbang menuju
kebenaran Tuhan. Agar semua manusia mulia di hadapan Tuhannya. Patutkah
kita membantai saudara kita sendiri? Sebab menyakiti manusia dan mahluk lainnya, sama asrtinya menyakiti Tuhannya. (Kamaruddin Salim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar