Laman

Kamis, 21 Maret 2013

SEMUA AGAMA ITU SAMA


Jakarta,8 Februari 2011
SEMUA AGAMA ITU SAMA
“menyakiti manusia dan Mahluk lainnya, sama artinya menyakiti Pencipta-Nya”
Kamaruddin Salim
            Belum luput dari ingatan kita, dimana sekelompok manusia saling menyerang di depan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan beberapa bulan yang lalu. Yang menimbulkan 3 orang tewas di tempat. Atau, terjadinya penyerangan terhadap para Jemaah HKBP di daerah Bekasi akhir tahun lalu. Namun minggu, 6 Februari kemarin. Sekelompok Ormas menyerang sesama keyakinannya (Ahmadiyah) di daerah Cikeusik-Tanggerang. 3 orang juga meninggal secara menggenaskan dan puluhan orang mengalami luka berat. Ini adalah suatu tindakan kebrutalan yang patut di kutuk. Saya menjadi tidak mengerti, kenapa terjadi pembiaran terhadap tindakan anarkisme ataupun kekerasan seperti itu. dimana fungsi Negara sebagai pelindung warga Negara dan menjadi penengah setiap persoalan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimana fungsi Negara tersebut, kita patut bertanya kepada Negara, kenapa ini terjadi?
            Kita tentunya ingat, dalam amanat UUD 1945, tercantum dalam pasal 29 ayat 2. Semua warga Negara berhak memeluk agama dan keyakinannya masing-masing. Namun anehnya, kenapa kekerasan demi kekerasan tetap menjadi santapan nikmat bagi setiap para umat yang berbeda keyakinan. Disini, saya ingin tegaskan bahwa, apakah perbedaan keyakinan apapun patut diselesaikan dengan jalan kekerasan. jawabannya tentulah tidak!!!. Kita perlu membuka mata dan pikiran kita seluas alam raya ini. Tuhan tentunya lebih adil dan bijaksana dalam menentukan keadilan dan kehormatan mahluk yang di ciptakan-Nya. Kalaupun Tuhan itu membenci orang-orang yang sesat ataupun tidak beragama, tentunya Tuhan tidak akan menciptakan mereka.
            Saya ingin menyerukan, kepada kita semua. Kebenaran dan keadilan Tuhan tersebut dapat kita lehat dalam kehidupan sesama kita hingga detik ini. Faktanya, Tuhan tetap menciptakan dan menghidupi manusia di seluruh belahan dunia ini, tanpa memandang  apa agama, golongan, ras ataupun negaranya. Lalu kenapa kita masih tetap mempersoalkan yang namanya SESAT itu? Lantas tidak sesat itu, seperti apa sesunggahnya? Kita sepatutnya bertanya.
            Siapa yang pantas menjawab persoalan sesat itu sesungguhnya?, saya semakin tidak mengerti. Kenapa kekerasan antar umat beragama itu makin marak akhir-akhir ini.apakah ini pembiaran, ataukah perbuatan diluar kontrol manusia yang lumrah terjadi? Kita tentunya menyadari bahwa, semua agama mengajari tentang kasih. Disini saya meminjam bahasanya Mahatma Gandhi, “ ukuran kebaikan sesorang bukan terletak dari apa yang di bicarakannya, tetapi apa yang dilakukannya”. Saya tantunya sependapat dengan Gandhi. Hari ini semua orang berbicara tentang kebaikan menurut keyakinannya,tetapi kita tentunya bisa meragukan apa yang mereka katakana. Faktanya kejahatan dan kekerasan masih tetap terjadi dalam kehidupan kita. Saya bertanya, siapa yang benar sesungguhnya?
            Saya semakin tidak mengerti, terjadinya kekerasan itu, dilakukan oleh manusia-manusia yang mengataskan kebenaran Tuhan. Lantas dimana letak kebenaran itu sesungguhnya? Apakah ajaran agama yang kita yakini tidak memiliki nilai-nilai kebenaran, sehingga para pemeluk agama tersebut, rela membantai sesama manusia. Kita semua tentu memahami bahasa pepatah, darah sama merah dan semua manusia bersaudara”  tidak ada perbedaan apapun di mata Tuhan. Namun kenapa, kita saling membunuh hari ini? Apakah hukum alam itu di jalankan. Siapa yang kuat dialah yang bertahan? Jawabannya tentulah tidak benar.  Semua agama itu sama. Namun kenapa kita sudah mirip dengan serigala dan membantai serigala lainnya, seperti yang di ungkapkan John Luck. Apakah dunia sudah berubah saudaraku?
            Semua agama itu sama. sama mempunyai Tuhan, memiliki Kitab Suci dan memiliki Sang Penyeru Kebenaran. Dan perlu di ingat. Semua manusia pasti mati! Melalui tulisan yang singkat ini, saya hanya berkeinginan membuka kembali pandangan kita terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang semakin hilang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita tercinta ini. Saya yakin semua ajaran agama apapun, menolak bahasanya Karl Marx, bahwa “agama adalah candu”, sebab semua agama bukan racun, tetapi agamalah menjadi gerbang menuju kebenaran Tuhan. Agar semua manusia mulia di hadapan Tuhannya. Patutkah kita membantai saudara kita sendiri? Sebab menyakiti manusia dan mahluk lainnya, sama asrtinya menyakiti Tuhannya.   (Kamaruddin Salim)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar