Laman

Rabu, 20 Maret 2013

AYAT SUCI DI JALAN RAYA


AYAT SUCI DI JALAN RAYA

Oleh Kamaruddin Salim

Sore ini suasana Jakarta memanas
Sepanjang jalan Pasar Minggu-Pancoran
Penuh, berdesakan antara kendaraan bermotor dan kerumunan manusia
Kaum lelaki bersarung mengatur lalu lintas
Polisi tak berdaya malam ini
Jalanan bagai medan juang yang beringas
Pengendara berebut posisi aman, seperti kawanan semut menyantap tumpahan gula
Suara klakson seirama melengking memecah genderang telingaku malam ini
Alunan Ayat Suci Sang Qori merdu dari kejauhan sama sekali tak berarti
Gaduh bagai guntur membelah langit dalam bahasa makian dengan intonasi yang beragam
Kerumunan para jama’ah mengekploitasi nama Sang nabi acuh tak acuh
Ayat Suci yang dilantunkan tak berarti dalam jiwa
Ya lain di telinga lain pula keimanannya
Mungkin sabda nabi tak laris manis dalam kehidupan manusia modern
Apa musababnya, Gamnam syle lebih populer kawan?
Setidaknya jalanan ramai mala mini
Emosi manusia tak berlangsung lama
Itu filosofi abadi pengagum kekerasan
Keyakinan tak terbeli, walau nyawa jadi taruhan
Manusia kota mala mini tak lagi santun bahasanya
Dan adapula yang menikmatinya
Ya, itulah dilemma keberadaan mesjid pinggir jalan
Biralah Tuhan memberi ganjaran pada mereka yang menjual ayat Suci-Nya

Kamaruddin Salim
Ketapang, 9 Januari 2013
Pukul, 01.13. WIB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar