Laman

Senin, 23 Mei 2016

AIR MATA HARAPAN

laju peradaban tak terbendung dalam waktu yang nyata
gelombang kelahiran manusia menapaki kakinya di permukaan bumi
bayi kecil beragam rupa, rambut dan bahasa tangis menyapa sang Bunda
hasrat terpatri dalam kecintaan mendalam pada kehidupan masa depan
air mata harapan tergambar dalam rona muka suci ayah ibunya
budaya manusia menyatu dalam konsep estetika, etika dan logika
manusia silih bergantian memodifikasi diri dalam kenyataan
inilah hukum realitas yang mengilhami kita untuk berhizrah demi perubahan
anak-anak telanjang dada berlarian mengejar kebahagiaan di antara taman dan rerumputan
bercengkrama bersama kawan sejawat dalam ruang kota yang sempit dan kumuh
air mata harapan melukiskan kisah hidup dari ragam peristiwa bersejarah
aku dan kamu kiranya sama mengalami kisah ini kawan?
ya, kisah dari pertanyaan hingga jawaban yang di ciptakan sendiri
kecil menanjak membentuk jiwa remaja, kita tentunya rekasayasa biologis cinta orang tua
lalu hadir bangku sekolah mengisyaratka cita dan asa keilmuan
budaya biologis berjibaku dalam arus budaya hayalan dan fakta ilmiah
bahasa tanah mengalami lompatan dialektika beradaptasi dalam keberagaman
ya, inilah budaya kehidupan yang dibingkai Cinta Tanah Air
rasa nasionalisme dan tentu juga berjiwa modern pula
dunia kebebasan terilhami Barat berkat Aufklarung dan Renaissance kala itu
dan kini kaum dewasa dan kaula Tua berjibaku dalam medan demokrasi
ya, iblis dan syaitan berkerumun sembari tertawa
manusia tak patut di goda, mereka telah binasa bersama ilmu nya sendiri
air mata harapan ku tak bernilai sedikit jua, emosi membakar jiwa manusia rakus kakus
kawan, sebentar lagi Pemilu, lalu pemilu kembali nanti
pesta rakyat pesta kekerasan dan pesta pora pejabat Negara
entahlah kawan, kembali ku menyangkal demokrasi itu adil
keadilan hanya rayuan begundal jalanan menyantap hasrat seksual
nasib bumi kita menyerupai semburan lumpur lapindo, Freeport dan Neumont
ya, air mata harapan semua untuk siapa kawan?

Kamaruddin Salim

Unas,-Pejaten, 26 Juni 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar