LAPORAN
BACAAN
STEPHEN.
L WASBY, POLITICAL SCIENCE. THE
DICIPLINE AND ITS DIMENSIONS
A.
Pendahuluaan
Judul : Political Science. The
Dicipline and its Dimensions
Penulis : Stephen L. Wasby
Penerbit : Charles Scribner’s
Kota
Terbit : Jakarta, 1970
Oleh : Kamaruddin Salim
Apa itu ilmu politik ? metode dan
pendekatan apa yang digunakan dalam mengkaji ilmu politik ? mungkin
pertanyaan-pertanyaan itu harus dijawab dengan definisi-definisi yang
menggambarkan ruang lingkup studi yang bahannya berada di lingkungan dan
menggambarkan terkait dengan kebingungan dan perselisihan tentang ilmu
politik, serta sifat berubah dan batas-batas yang tidak pasti, membuat, satu
definisi tetap akurat. Ini kebingungan dan fluiditas mengharuskan kita untuk
menggambarkan ruang lingkup kajian kita sehingga kita tidak menemukan diri kita
belajar alam semesta yang tak terbatas material.
Mengambil posisi yang definisi, atau formulasi tentang batas-batas ilmu
politik, hanya lebih atau kurang bermanfaat, tidak benar atau salah, kita akan
membatasi diri dengan definisi kerja ilmu politik. Lebih fleksibel daripada
definisi formal (seperti yang Anda harapkan untuk menghafal), sebuah definisi
kerja definisi kerja definisi kerja yang memungkinkan kita untuk menguraikan
berbagai elemen yang penulis sarankan akan dimasukkan dalam studi politik dan
daun pintu terbuka untuk masa depan.
Dalam memahami poltik, menurut Wasby, politik
adalah Seni atau Ilmu? Politik umumnya setuju
untuk menjadi sebuah seni, seni kemungkinan, sementara studi politik dianggap
ilmu pengetahuan, meskipun kita harus berhati-hati untuk tidak terlalu
menekankan perbedaan ini. Beberapa keterampilan dalam politik dapat dipelajari,
dan untuk yang sejauh ini memiliki aspek-aspek ilmiah, sementara banyak dari
proses pengumpulan data (atau memutuskan di mana dan bagaimana untuk
mengumpulkan itu) adalah "kreatif", dan karena itu mengambil bagian
dari kualitas seni. Yang pasti,
teknik-teknik untuk menganalisis data yang jauh lebih sedikit dari kualitas
ini, meskipun mengetahui teknik-teknik untuk diterapkan dalam rangka
untuk mengambil yang terbaik dari apa yang tersedia juga melibatkan bakat
kreatif.
Bidang Akademik Karena ada Departemen Ilmu Politik (atau Pemerintah), kita
dapat mengatakan bahwa ilmu politik adalah bidang akademik. Atau bisa kita? Karena tidak ada keselarasan yang tepat antara
batas-batas bidang studi dan perbatasan departemen di sebuah lembaga pendidikan
tinggi, beberapa ilmu politik mungkin bisa ditemukan di luar Departemen Ilmu
Politik, dan sebagian dari apa yang ditemukan di dalam mungkin tidak
ilmu politik. Membuat sebuah departemen terpisah
untuk universitas ilmu politik tidak, sayangnya, secara otomatis memberikan
suatu kesatuan atas lapangan. (Beberapa pergi begitu jauh mengatakan bahwa
tidak hanya ilmu politik sekarang tidak bersatu, tetapi itu tidak sistematis.)
Menurut Wasby, meskipun ilmu politik
dianggap sebagai "lunak" ilmu pengetahuan bersama dengan ilmu-ilmu
perilaku atau sosial, beberapa model penggunaan politik. meliputi Ilmu
perilaku. Bidang-bidang pengetahuan berkonsentrasi pada perilaku manusia, baik
dalam bentuk individu dan kolektif. Pada satu sisi, itu adalah istilah yang
lebih luas dari "ilmu sosial", yang tampaknya menyiratkan hanya
konsentrasi pada bentuk-bentuk kolektif (yaitu, sosial) perilaku. Psikologi,
ekonomi, sosiologi, antropologi, dan ilmu politik dianggap ilmu perilaku, tapi
ilmu perilaku tidak co-ekstensif dengan totalitas bidang-bidang itu, mereka
hanya memenuhi syarat untuk sejauh mereka menekankan studi tentang perilaku.
Salah satu pandangan adalah bahwa materi-subjek ilmu
politik karena itu harus ditentukan oleh masalah kebijakan yang ada atau yang
akan datang atau isu-isu Informasi yang dikumpulkan akan langsung applicapble
atau digunakan oleh para pembuat kebijakan, yang tidak bisa menunggu beberapa
generasi bagi kita untuk mengembangkan penjelasan yang lebih lengkap dan analisis politik. Untuk mengatakan bahwa para pejabat politik harus menjadi ilmu kebijakan
tidak perlu untuk mengatakan bahwa pejabat politik harus menentukan apa yang
harus dipelajari oleh ilmuwan politik. Ide Info Ekonomi & Perdagangan
kebijakan hanya membantu memberikan kriteria untuk apa yang signifikan untuk
belajar. Namun, kita tidak boleh lupa bahwa materi berasal dari
penelitian berorientasi aksi dapat memberikan dasar bagi pengetahuan teoritis,
seperti yang terjadi dengan informasi kita tentang perubahan sikap (yang
berasal dari riset pemasaran), seperti temuan yang berasal studi ilmiah yang
digunakan secara di dunia "nyata"
politik.
Untuk lebih mendalami tentang Ilmu Politik yang mempelajari tentang kehidupan politik. Istilah
ilmu politik dalam kepustakaan ilmu politik dapat dipahami seri berbagai
defenisi. Perlu untuk dikemukakan bahwa perbedaan-perbedaan yang muncul antara
satu defenisi dengan defenisi yang lain sesungguhnya disebabkan oleh karena
setiap sarjana hanya melihat pada salahsatu aspek politik. Aspek inilah yang
kemudian dipergunakan sebagai konsep utama dalam menganalisa konsep yang lain.
Tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa politik ialah berbagai kegiatan dalam
suatu sistem politik atau Negara yang menyangkut proses penentuan tujuan dari
sistem itu, dan bagaimana melaksanakan tujuan-tujuannya. Pembuatan keputusan (decision making) mengenai apa yang
menjadi tujuan dari sistem politik atau Negara itu tidak dapat dipisahkan dari
pemiliharan antara beberapa alternatif dan penentuan urutan prioritas[1]. Namun, pembahasan mengenai politik dan apa
itu ilmu politik masih menjadi perdebatan oleh para ilmuwan, mereka berfikir
mengenai batas-batas ilmun politik metode dan pendekatan-pendekatan yang
digunakan didalamnya. Tidak hanya ilmuwan atau akademisi semata, bahkan
pemerintah disetiap Negara hampir memiliki apa yang disebut ilmu politik, untuk
mengkaji dan menganalisis ilmu politik.
Harold D Laswell dan A Kaplan dalam Power and Social mengatkan bahwa Ilmu Politik
mempelajari pembentukan dan pembagian kekuasaan. Sedangkan W.A. Robson, dalam
The University Teaching of Social
menyatakan bahwa, Ilmu Politik mempelajari kekausaan dalam masyarakat, yaitu
sifat dasar, proses-proses, ruang lingkup dan hasil-hasil. Fokus seorang
sarjana ilmu politik tertuju pada perjuangan untuk mencapai kekuasaan,
mempertahankan kekauasaan, melaksanakan kekausaan atau pengaruh atas orang lain
atau menentang pelaksanaan kekuasaan itu[2].
Sedangkan bidang akademis, ilmu politik meliputi studi politik atau
pemerintah atau pemerintah mempertimbangkan hal-hal yang relevan, dan
pengajaran dari bahan yang dihasilkan oleh penelitian ini. Sebagian besar
penelitian ilmu politik dilakukan di universitas, namun beberapa dilakukan ini
dilakukan di luar rumpun akademisi. Dalam
bidang akademik, profesi atau ilmuwan politik telah memiliki pelatihan khusus,
di mana pengetahuaan khusus serta perbedaan dalam pendekatan ilmu politik
memiliki suatu tujuan yang sama.pelatihan khusus membantu masyarakat
mengidentifikasikan ilmu politik sebagai profesi. Fakta menunjukan bahwa banyak
orang menunjukan minat dalam politik, dengan seringnya masyarakat melakukan
diskusi-diskusi tentang ilmu politik didalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu pada awalnya para sarjana ilmu sosial cenderung untuk merumuskan definisi
yang umum sifatnya.
Menurut Deliar Noer, Ilmu pengetahuan politik
melingkupi persoalan yang lebih dari pada sekedar penumpuan mengenai negara,
lebih lagi jika penumpuan terhadap negara itu ditunjukan semata-mata pada hukum
dan ketaatan belaka. Ilmu pengetahuan politik, singkatannya ilmu politik,
sebagaimana yang dapat dijelaskan, memusatkan perhatian kepada kekuasaan dalam
kehidupan bersama atau bermsyarakat, kehidupan itu tidak sebatas kepada bidang
hukum saja, dan tidak pula hanya kepada negara yang tumbuh dalam sejarah hidup
manusia relative baru. Di luar bidang hukum serta sebelum negara ada,
masalah kekuasaan itu pun telah pula
ada. Dalam zaman modern ini memamnglah masalah kekuasaan[3].
Ilmu politik berbeda dari bidang-bidang lainnya
bahkan ketika beberapa disiplin ilmu mempelajari objek yang sama, tetapi ilmu
politik tidak dapat didefinisikan dalam suatu metode yang khusus dan unik.
Terminologi yang digunakan oleh para ilmuwan politik memungkinkan identifikasi
karakterisitik yang lebih baik dari pada suatu metode. Jadi ilmu politik dapat
didefinisikan juga sebagai suatu bidang studi yang dapat di identifikasikan
dengan berbagai profesi, seperti praktisi, peneliti dan akademisi.
Politik melibatkan kekuasaan dan pengaruh, formulasi
dan gagasan ini memberikan jawaban atas pertanyaan, “siapa mendapat apa, kapan
dan bagaimana?. Kekuasaan umumnya dianggap melibatkan terwujudnya suatu
tindakan oleh seseorang terhadap kehendak atau keinginan orang lain. Sampai
saat ini para ilmuwan politik sepakat bahwa kekuasaan yang diberikan pemerintah
atau pemerintah adalah kekuasaan politik. Dalam mendefinisikan politik kita
sering membedakan antara publik dan swasta, karena kekuasaan politik yang
dimiliki Negara tidak berhubungan dengan kepentingan-kepentingan yang sifatnya
pribadi.
Konsensus diperlukan untuk meminimalisirkan
terjadinya konflik, kesepakatan mengenai
sejumlah nilai biasanya melandasi konflik tentang nilai-nilai lainnya .
Kadang-kadang dasar disepakati dan hanya spesifik adalah subyek perdebatan ,
tetapi ada saat lain ketika bahkan dasar-dasar menjadi area bentrokan . Jika
kita berhenti dan bertanya kepada diri sendiri apa yang akan terjadi jika ada
kontroversi tentang segala sesuatu , mungkin kita bisa melihat lebih jelas
berapa banyak sebenarnya kita sepakati. Kesepakatan-kesepakatan factual tidak
jarang dihasilkan melalui uang dan kekerasan dan hanya memenuhui tuntutan
parsial dari pihak berkuasa. Kesepakatan macam ini tentu tak dapat dinilai
legitim. Intuisi sehari-hari kita sulit menerima bahwa kesepakatan memihak yag
dihasilkan lewat paksaan itu seharusnya dipatuhi oleh semua orang. Logika
sederhana dari hidup sehari-hari kita adalah sebuah konsensus yang legitim yang
seharusnya dipatuhi oleh semua orang[4].
Political selama bertahun-tahun berkonsentrasi pada
apa yang sekarang kita anggap sebagai hanya aspek politik terbatas , yang
berkaitan dengan pemerintah , lembaga-lembaga formal, dan khususnya untuk
negara . Kesulitan timbul sehubungan dengan implikasi konsep menyatakan bahwa
kegiatan politik hanya terjadi dalam batas-batas yang jelas dan bahwa politik
tidak bisa jika tidak adanya lembaga formal yang ditetapkan artinya bahwa
batas-batas dalam ilmu politik bukan hanya soal pemerintah, masyarakat dan
kekuasaan, pendekatan perilaku, budaya, ketergantungan dan konflik perlu
menjadi fokus pula di dalam ilmu politik. Sebab ilmu poltik dikatakan sebagai
ilmu sosial tertua, apabila dilihat dari sebagai suatu pembahasan tentang
berbagai aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tetapi baru sejak akhir
abad ke- 19 ilmu ini memiliki dasar, kerangka, pusat perhatian dan ruang
lingkup yang jelas dan terinci. Faktor penting yang mempengaruhi perkembangan
ilmu poltik adalah perkembangan ilmu-ilmu sosial yang lain serta ketidakpuasan
di kalangan ilmuan pilitik sendiri[5].
Pendahuluan . Diskusi ilmu pengetahuan , khususnya
yang berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial , memerlukan pemeriksaan perbedaan
antara fakta dan nilai . Pemeriksaan ini sangat diperlukan karena pentingnya
nilai-nilai dalam politik dan karena sering kebingungan antara pernyataan fakta
dan pernyataan nilai oleh orang-orang yang menulis tentang politik . Nilai dan
Studi politik . adalah Sebuah pandangan
yang seimbang dari tempat yang tepat untuk nilai-nilai dalam ilmu politik
membutuhkan pengakuan bahwa mereka mempengaruhi studi politik . Meskipun kita
tidak pernah bisa benar-benar berhasil , perhatian kita adalah untuk mencoba
untuk menjaga nilai-nilai ke satu sisi , bukan untuk menghilangkan mereka
sepenuhnya.
B.
Laporan
Bagian Buku
Bagian buku yang
saya laporkan dalam laporan bacaan ini mengenai definisi tentang politik dan
ilmu politik, dalam buku ini, penulis memaparkan tentang politik dengan
berbagai macam definisi dan pendekatannya. Perdebatan tentang politik yang
dilakukan oleh para ilmuwan politik menimbulkan banyaknya definisi tentang
politik, di mana politik dianggap sebagai sebuah inteaksi sosial di tengah-tengah
masyarakat yang fokus membahas berbagai macam konflik di dalamnya. Sedangkan
ilmu politik didefinisikan sebagai ilmu yang fokus mempelajari kekuasaan.
Di dalam buku
ini penulis juga memaparkan tentang identifikasi dari ilmu politik, tentang
profesi ilmu politik, seperti praktisi dan politisi. Profesi ilmu politik merupakan
suatu pembeda di tengah-tengah masyarakat yang untuk mempermudah melakukan
identifikasinya. Karena perkembangan ilmu politik yang pesat di tengah-tengah
kehidupan bermasyarakat. Ilmu politik yang dikembangkan oleh para ilmuwan
politik tidak hanya berbicara tentang bagaimana sebuah pemerintahan yang baik
dan Negara sebagai kekuasaan politik, tetapi bagaimana ilmu politik dapat
memberikan pemahaman untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi.
Hubungan-hubungan
ilmu politik tidak hanya terbatas pada sejarah dan filsafat, ilmu politik
merupakan salah satu dari kelompok besar ilmu sosial dan erat sekali
hubungannya dengan ilmu-ilmu lainnya. Salah satu pendekatan politik yang
menjadi suatu pendekatan yang banyak dibicarakan orang adalah kekuasaan, artinya
kekuasaan yang dicapai itu merupakan suatu ekspresi dari berlangsungnya sebuah
Negara, atau lebih tepatnya pemerintah adalah kekuasaan politik.
Ossip K.
Flechtheim dalam Fundamentals of
Political Science, mengatakan bahwa politik adalah ilmu sosial yang khusus
mempelajari sifat dan tujuan dari negara sejauh negara merupakan organisasi
kekuasaan, beserta sifat dan tujuan dari gejala-gejala kekuasaan lain yang
tidak resmi yang dapat mempengaruhi negara.[6]
Dalam
perkembangnya ilmu politik menjadi kontoversi dalam membedakan suatu kekuasaan
Negara dan kepentingan swata, karena kekuasaan yang didapat sering kali
melibatkan suatu dukungan atau support materiil yang didapat dari swasta atau
masyarakat yang mempunyai kepentingan dalam melakukan bisnis untuk kepentingan
pribadi. Ini akibat elemen-elemen politik yang ada disekitarnya. Dalam hal ini
kita ketahui bahwa adanya partai politik yang selalu bersaing untuk mendapatkan
kekuasaan.
Kontoversi dalam
ilmu politik ini yang menimbulkan terjadinya konflik, konflik akibat gagalnya
suatu kesepakatan dengan adanya posisi tawar yang dilakukan oleh partai politik
dan para politisi. Maka perlu dilakukan batas-batas terhadap kekuasaan Negara
itu sendiri dengan mendirikan institusi-intitusi atau lembaga-lembaga Negara
yang membawahi berbagai keperluaan masyarakat, dan diberikan kewenangan yang
bersifat mandiri agar tidak menimbulkan intervensi akibat adanya kepentingan
dari penguasa. Maka ilmu politik juga akan bersinggungan dengan ilmu hukum,
untuk mengatur hak dan kewajiban pemerintah kepada warga Negara dan kewajiban
warga Negara kepada pemerintah.
Perkembangan
lain dari politik ialah studi mengenai Pembangunan Politik (Political Development). Kajian ini menelah dampak pembangunan
sosial ekonomi terhadap susunan masyarakat, khususnya bagaimana pengaruh
lembaga politik tehadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
Kajian mengenai pembangunan masyarakat ini dikembangkan oleh sarjana-sarjana
Barat sehubungan dengan upaya mereka untuk memahami perubahan sosial politik di
Negara-negara berkembang. Banyak ahli berada dalam kelompok ini bersikap etnosentrik dalam melihat perkembangan
yang terjadi di Negara-negara berkembang; artinya mereka mempergunakan tradisi
barat untuk menilai apa yang terjadi di Negara berkembang, sehingga para ahli
beranggapa bahwa perkembangan yang terjadi senatiasa harus melewati tahapan
yang pernah mereka lewati oleh perkembangan dibenarkan. Seperti telah
dikemukakan sebelumnya, perkembangan atau perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat
tidak mungkin dapat dilepaskan begitu saja dari ide-ide atau gagasan politik
yang berakar dalam masyarakat itu sendiri, meskipun metoda penelitian dapat
menggunakan cara-cara terbaru. Di samping itu, telah timbul beberapa bidang
kajian lain seperti Ekonomi Politik dan peranan Militer dalam Politik[7].
Ilmu politik
sebagai ilmu pengetahuaan tidak berdiri sendiri, ini dasarkan kepada
pembentukan ilmu yang secara sistematis dapat dibuktikan, yaitu melalui
sejarah, filsafat, budaya dan perilaku. Masyarakat dan Negara menjadi fokus
didalam kajian politik, dan apa yang terdapat didalamnya merupan suatu
konsep-konsep yang layak untu diteliti berdasarkan kebutuhan dan merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari politik itu sendiri.
C.
Komentar
Buku ini banyak
memberikan sumbangsih dalam kajian ilmu politik, terutama dalam definisi ilmu
politik yang terdalamnya terdapat banyak konsep yang digunakan untuk
menyimpulkannya. Karena penulis ingin sekali memberikan keseimbangan antara
ilmu politik dan politik beserta pendekatan dan batas-batas kajiannya. Penulis
juga memberikan identifikasi tentang profesi dari ilmu politik yang berkembang
ditengah-tengah masyarakat, agar dapat memnbedakan antara praktisi dan
politisi.
Buku ini juga
membahas bagaimana ilmu politik dikaitkan dengan pendekatan kekuasaan. Seperti
yang di ungkapkan oleh Ossip K. Fletcheim dalam fundamental of Political Science menegaskan: Ilmu Politik adalah
ilmu sosial yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari Negara merupakan
organisasi kekuasaan, beserta sifat dan tujuan dari gejala-gejala kekuasaan
lain yang tidak resmi yang dapat mempengaruhi Negara.
Nilai dan studi
politik juga menjadi pembahasan dari buku ini, seperti nilai perilaku dan nilai
dalam fakta yang mempengaruhi kajian politik itu sendiri. Mengamati kegiatan
politik dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada perspektif atau
kerangka acuan yang dipakai, seorang sarjana politik terkemuka, Vernon van Dyke
mengatakan bahwa : suatu pendekatan adalah criteria untuk menyeleksi masalah
dan data yang relevan”. Dengan kata lain, istilah pendekatan mencakup standar
atau tolak ukur yang dipakai untuk memilih masalah, menentukan data mana yang
akan diteliti dan data mana yang akan dikesampingkan. Ini tentu saja berbeda
dengan metode yang hanya mencakup prosedur untuk memperoleh dan mempergunakan
data.[8]
Rujukan
pembanding dari buku yang dilaporkan adalah buku Dasar-dasar ilmu politik
karangan Prof. Miriam Budiarjo yang diterbitkan oleh PT Gramedia edisi revisi
kedua tahun 2008, memulai bukunya dengan memaparkan definisi politik, yang
menjelaskan sejarah dan perkembangan ilmu politik itu sendiri. Selanjutnya
menjelaskan tentang ilmu politik sebagai ilmu pengetahuaan dan definisi ilmu
politik yang berhubungan dengan Negara, kebijakan, pengambilan keputusan,
pembagiaan dan kekuasaan. Buku yang ditulis oleh Prof. Miriam Budiarjo ini
lengkap dan menjadi rujukan untuk setiap mahasiswa ilmu politik di Indonesia.
Buku ini layak
dibaca dan dipelajari untuk dapat
memahami apa itu ilmu politik yang berkaitan dengan ilmu-ilmu lainnya dan
perbandingan politik. kedua buku tersebut penulis gunakan untuk membuat laporan
bacaan dari buku Stephen L Wasby, yang penulis harapkan dapat memberikan
informasi-informasi baru serta mendalam. Rujukan lain yang juga digunakan dalam
menulis laporan bacaan ini adalah Pengantar Ilmu Politik, Prof. Miriam
Budiardjo,.dkk. serta laporan bacaan lain dari buku Prof Syamsudidin Haris,
M.Si,. dkk. Pemikiran Politik Indonesia. (Jakarta:Pusat
Studi Sosial Politik Universitas Nasional.2010,Walaupun penulis hanya mengambil
sedikit pembahasan di dalamnya, tentang ilmu, bidang kajian dan defenisi ilmu
politik yang terdapat dalam bab 1, 2 dan bab 3.
D.
Penutup
Referensi buku
ini berbicara tentang berbagai hal yang terkait persoalan politik, buku ini
pula memberikan sumbangsih yang besar dalam kajian politik, terutama tentang
definisi politik dan ilmu politik. Karena penulisnya berupaya memaparkan
tentang definisi, identifikasi, pendekatan dan metode yang terdapat di dalam
ilmu politik. penulis meyakini bahwa buku ini tentunya akan lebih bermanfaat
bagi para mahasiswa ilmu politik, sarjana politik, politisi serta para pembuat
kebijakan.
Keunggulan buku
ini adalah setiap definisi yang dikemukakan maka akan diikuti pula dengan
berbagai macam konsep dan pendekatan. Di mana untuk dapat menyimpulkan tentang
ilmu politik adalah salah satunya dengan menggunakan pendekatann kekuasaan,
maka buku ini sebelumnya memberikan pengertiaan tentang daya dan kekuasaan dari hal yang kecil sampai
kekuasan dalam ruang lingkup yang besar. Buku ini pula memaparkan suatu
nilai-nilai, etika serta fakta dalam ilmu politik.
Kelemahan dalam
buku ini adalah kurangnya pembahasan terkait dengan teori dan sistem politik,
artinya bahwa kelemahan ini bukan pada pengetahuaan dari penulisnya, melainkan
terdapat dalam pembatasan pembahasannya. Tapi kelemahan ini yang akan
merangsang pembaca untuk melakukan analisa yang lebih dalam tentang politik dan
ilmu politik. maka kelemahan ini harusnya dapat dipahami sebagai suatu
pembatasan pembahasan yang sengaja dilakukan oleh penulis agar dapat member
fokus kepada definisi politik.
Perkembangan
dalam ilmu politik itu penting, tetapi apa yang mendasari itu jauh lebih
penting, seperti yang diungkapkan dalam buku ini. Analisa-analisa dari para
ilmuwan politik tentunya banyak memberikan masukan terhadap buku ini. Maka apa
yang para ilmuwan politik telah berikan dalam buku ini setidaknya menjadi
pelengkap dan memperkuat penulisan di dalam buku ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Buku :
Budiarjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu politik, PT Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta, 2008.
F. Budi
Hardiman, dkk. Empat Esai Politik. WWW. Srimulyani Net - Komunitas
Salihara.2011
Prof. Miriam Budiardjo,MA,.dkk.
Pengantar Ilmu Politik. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004.
Prof Syamsudidin Haris, M.Si,. dkk.
Pemikiran Politik Indonesia. Jakarta:Pusat
Studi Sosial Politik Universitas Nasional.2010
[1] Prof. Miriam
Budiardjo, MA., dkk. Pengantar Ilmu
Politik.(Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. 2004). Hlm. 1.15
[2] Ibid. hlm. 1.16
[3] Prof
Syamsudidin Haris, M.Si,. dkk. Pemikiran
Politik Indonesia. (Jakarta:Pusat Studi Sosial Politik Universitas
Nasional.2010), hlm. 17-18
[4] F. Budi Hardiman,
Etika Politik dan Demokrasi Deliberatif; Etika Politik Jurgen Habermas, Dalam;
Empat Esai Etika Politik, (Jakarta: WWW. Srimulyani Net - Komunitas
Salihara.2011), hlm. 10
[5] Log. Cit. Prof. Miriam Budiardjo.
hlm.1.5
[6] Lihat: Prof. Miriam Budiarjo,
MA. Dalam Pengantar Ilmu Politik. (Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. 2004)
. hlm. 1.16
[7] Op.Cit. Prof. Miriam Budiardjo. hlm. 1.11
[8] Ibid, hlm. 71
Tidak ada komentar:
Posting Komentar