Laman

Senin, 30 Mei 2016

LAPORAN BACAAN STEPHEN. L WASBY, POLITICAL SCIENCE. THE DICIPLINE AND ITS DIMENSIONS



LAPORAN BACAAN
STEPHEN. L WASBY,  POLITICAL SCIENCE. THE DICIPLINE AND ITS DIMENSIONS
A.    Pendahuluaan

Judul               : Political Science. The Dicipline and its Dimensions
Penulis             : Stephen L. Wasby
Penerbit           : Charles Scribner’s
Kota Terbit      : Jakarta, 1970
Oleh                : Kamaruddin Salim

            Apa itu ilmu politik ? metode dan pendekatan apa yang digunakan dalam mengkaji ilmu politik ? mungkin pertanyaan-pertanyaan itu harus dijawab dengan definisi-definisi yang menggambarkan ruang lingkup studi yang bahannya berada di lingkungan dan menggambarkan terkait dengan kebingungan dan perselisihan tentang ilmu politik, serta sifat berubah dan batas-batas yang tidak pasti, membuat, satu definisi tetap akurat. Ini kebingungan dan fluiditas mengharuskan kita untuk menggambarkan ruang lingkup kajian kita sehingga kita tidak menemukan diri kita belajar alam semesta yang tak terbatas material.
Mengambil posisi yang definisi, atau formulasi tentang batas-batas ilmu politik, hanya lebih atau kurang bermanfaat, tidak benar atau salah, kita akan membatasi diri dengan definisi kerja ilmu politik. Lebih fleksibel daripada definisi formal (seperti yang Anda harapkan untuk menghafal), sebuah definisi kerja definisi kerja definisi kerja yang memungkinkan kita untuk menguraikan berbagai elemen yang penulis sarankan akan dimasukkan dalam studi politik dan daun pintu terbuka untuk masa depan.
Dalam memahami poltik, menurut Wasby, politik adalah Seni atau Ilmu? Politik umumnya setuju untuk menjadi sebuah seni, seni kemungkinan, sementara studi politik dianggap ilmu pengetahuan, meskipun kita harus berhati-hati untuk tidak terlalu menekankan perbedaan ini. Beberapa keterampilan dalam politik dapat dipelajari, dan untuk yang sejauh ini memiliki aspek-aspek ilmiah, sementara banyak dari proses pengumpulan data (atau memutuskan di mana dan bagaimana untuk mengumpulkan itu) adalah "kreatif", dan karena itu mengambil bagian dari kualitas seni. Yang pasti, teknik-teknik untuk menganalisis data yang jauh lebih sedikit dari kualitas ini, meskipun mengetahui teknik-teknik untuk diterapkan dalam rangka untuk mengambil yang terbaik dari apa yang tersedia juga melibatkan bakat kreatif.
Bidang Akademik Karena ada Departemen Ilmu Politik (atau Pemerintah), kita dapat mengatakan bahwa ilmu politik adalah bidang akademik. Atau bisa kita? Karena tidak ada keselarasan yang tepat antara batas-batas bidang studi dan perbatasan departemen di sebuah lembaga pendidikan tinggi, beberapa ilmu politik mungkin bisa ditemukan di luar Departemen Ilmu Politik, dan sebagian dari apa yang ditemukan di dalam mungkin tidak ilmu politik. Membuat sebuah departemen terpisah untuk universitas ilmu politik tidak, sayangnya, secara otomatis memberikan suatu kesatuan atas lapangan. (Beberapa pergi begitu jauh mengatakan bahwa tidak hanya ilmu politik sekarang tidak bersatu, tetapi itu tidak sistematis.)
Menurut Wasby, meskipun ilmu politik dianggap sebagai "lunak" ilmu pengetahuan bersama dengan ilmu-ilmu perilaku atau sosial, beberapa model penggunaan politik. meliputi Ilmu perilaku. Bidang-bidang pengetahuan berkonsentrasi pada perilaku manusia, baik dalam bentuk individu dan kolektif. Pada satu sisi, itu adalah istilah yang lebih luas dari "ilmu sosial", yang tampaknya menyiratkan hanya konsentrasi pada bentuk-bentuk kolektif (yaitu, sosial) perilaku. Psikologi, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan ilmu politik dianggap ilmu perilaku, tapi ilmu perilaku tidak co-ekstensif dengan totalitas bidang-bidang itu, mereka hanya memenuhi syarat untuk sejauh mereka menekankan studi tentang perilaku.
Salah satu pandangan adalah bahwa materi-subjek ilmu politik karena itu harus ditentukan oleh masalah kebijakan yang ada atau yang akan datang atau isu-isu Informasi yang dikumpulkan akan langsung applicapble atau digunakan oleh para pembuat kebijakan, yang tidak bisa menunggu beberapa generasi bagi kita untuk mengembangkan penjelasan yang lebih lengkap dan analisis politik. Untuk mengatakan bahwa para pejabat politik harus menjadi ilmu kebijakan tidak perlu untuk mengatakan bahwa pejabat politik harus menentukan apa yang harus dipelajari oleh ilmuwan politik. Ide Info Ekonomi & Perdagangan kebijakan hanya membantu memberikan kriteria untuk apa yang signifikan untuk belajar. Namun, kita tidak boleh lupa bahwa materi berasal dari penelitian berorientasi aksi dapat memberikan dasar bagi pengetahuan teoritis, seperti yang terjadi dengan informasi kita tentang perubahan sikap (yang berasal dari riset pemasaran), seperti temuan yang berasal studi ilmiah yang digunakan secara di dunia "nyata" politik.
Untuk lebih mendalami tentang Ilmu Politik yang  mempelajari tentang kehidupan politik. Istilah ilmu politik dalam kepustakaan ilmu politik dapat dipahami seri berbagai defenisi. Perlu untuk dikemukakan bahwa perbedaan-perbedaan yang muncul antara satu defenisi dengan defenisi yang lain sesungguhnya disebabkan oleh karena setiap sarjana hanya melihat pada salahsatu aspek politik. Aspek inilah yang kemudian dipergunakan sebagai konsep utama dalam menganalisa konsep yang lain. Tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa politik ialah berbagai kegiatan dalam suatu sistem politik atau Negara yang menyangkut proses penentuan tujuan dari sistem itu, dan bagaimana melaksanakan tujuan-tujuannya. Pembuatan keputusan (decision making) mengenai apa yang menjadi tujuan dari sistem politik atau Negara itu tidak dapat dipisahkan dari pemiliharan antara beberapa alternatif dan penentuan urutan prioritas[1].  Namun, pembahasan mengenai politik dan apa itu ilmu politik masih menjadi perdebatan oleh para ilmuwan, mereka berfikir mengenai batas-batas ilmun politik metode dan pendekatan-pendekatan yang digunakan didalamnya. Tidak hanya ilmuwan atau akademisi semata, bahkan pemerintah disetiap Negara hampir memiliki apa yang disebut ilmu politik, untuk mengkaji dan menganalisis ilmu politik.
Harold D Laswell dan A Kaplan dalam Power and Social mengatkan bahwa Ilmu Politik mempelajari pembentukan dan pembagian kekuasaan. Sedangkan W.A. Robson, dalam The University Teaching of Social menyatakan bahwa, Ilmu Politik mempelajari kekausaan dalam masyarakat, yaitu sifat dasar, proses-proses, ruang lingkup dan hasil-hasil. Fokus seorang sarjana ilmu politik tertuju pada perjuangan untuk mencapai kekuasaan, mempertahankan kekauasaan, melaksanakan kekausaan atau pengaruh atas orang lain atau menentang pelaksanaan kekuasaan itu[2]. 
Sedangkan bidang akademis, ilmu politik meliputi studi politik atau pemerintah atau pemerintah mempertimbangkan hal-hal yang relevan, dan pengajaran dari bahan yang dihasilkan oleh penelitian ini. Sebagian besar penelitian ilmu politik dilakukan di universitas, namun beberapa dilakukan ini dilakukan di luar rumpun akademisi. Dalam bidang akademik, profesi atau ilmuwan politik telah memiliki pelatihan khusus, di mana pengetahuaan khusus serta perbedaan dalam pendekatan ilmu politik memiliki suatu tujuan yang sama.pelatihan khusus membantu masyarakat mengidentifikasikan ilmu politik sebagai profesi. Fakta menunjukan bahwa banyak orang menunjukan minat dalam politik, dengan seringnya masyarakat melakukan diskusi-diskusi tentang ilmu politik didalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pada awalnya para sarjana ilmu sosial cenderung untuk merumuskan definisi yang umum sifatnya.
Menurut Deliar Noer, Ilmu pengetahuan politik melingkupi persoalan yang lebih dari pada sekedar penumpuan mengenai negara, lebih lagi jika penumpuan terhadap negara itu ditunjukan semata-mata pada hukum dan ketaatan belaka. Ilmu pengetahuan politik, singkatannya ilmu politik, sebagaimana yang dapat dijelaskan, memusatkan perhatian kepada kekuasaan dalam kehidupan bersama atau bermsyarakat, kehidupan itu tidak sebatas kepada bidang hukum saja, dan tidak pula hanya kepada negara yang tumbuh dalam sejarah hidup manusia relative baru. Di luar bidang hukum serta sebelum negara ada, masalah  kekuasaan itu pun telah pula ada. Dalam zaman modern ini memamnglah masalah kekuasaan[3].
Ilmu politik berbeda dari bidang-bidang lainnya bahkan ketika beberapa disiplin ilmu mempelajari objek yang sama, tetapi ilmu politik tidak dapat didefinisikan dalam suatu metode yang khusus dan unik. Terminologi yang digunakan oleh para ilmuwan politik memungkinkan identifikasi karakterisitik yang lebih baik dari pada suatu metode. Jadi ilmu politik dapat didefinisikan juga sebagai suatu bidang studi yang dapat di identifikasikan dengan berbagai profesi, seperti praktisi, peneliti dan akademisi.
Politik melibatkan kekuasaan dan pengaruh, formulasi dan gagasan ini memberikan jawaban atas pertanyaan, “siapa mendapat apa, kapan dan bagaimana?. Kekuasaan umumnya dianggap melibatkan terwujudnya suatu tindakan oleh seseorang terhadap kehendak atau keinginan orang lain. Sampai saat ini para ilmuwan politik sepakat bahwa kekuasaan yang diberikan pemerintah atau pemerintah adalah kekuasaan politik. Dalam mendefinisikan politik kita sering membedakan antara publik dan swasta, karena kekuasaan politik yang dimiliki Negara tidak berhubungan dengan kepentingan-kepentingan yang sifatnya pribadi.
Konsensus diperlukan untuk meminimalisirkan terjadinya  konflik, kesepakatan mengenai sejumlah nilai biasanya melandasi konflik tentang nilai-nilai lainnya . Kadang-kadang dasar disepakati dan hanya spesifik adalah subyek perdebatan , tetapi ada saat lain ketika bahkan dasar-dasar menjadi area bentrokan . Jika kita berhenti dan bertanya kepada diri sendiri apa yang akan terjadi jika ada kontroversi tentang segala sesuatu , mungkin kita bisa melihat lebih jelas berapa banyak sebenarnya kita sepakati. Kesepakatan-kesepakatan factual tidak jarang dihasilkan melalui uang dan kekerasan dan hanya memenuhui tuntutan parsial dari pihak berkuasa. Kesepakatan macam ini tentu tak dapat dinilai legitim. Intuisi sehari-hari kita sulit menerima bahwa kesepakatan memihak yag dihasilkan lewat paksaan itu seharusnya dipatuhi oleh semua orang. Logika sederhana dari hidup sehari-hari kita adalah sebuah konsensus yang legitim yang seharusnya dipatuhi oleh semua orang[4].
Political selama bertahun-tahun berkonsentrasi pada apa yang sekarang kita anggap sebagai hanya aspek politik terbatas , yang berkaitan dengan pemerintah , lembaga-lembaga formal, dan khususnya untuk negara . Kesulitan timbul sehubungan dengan implikasi konsep menyatakan bahwa kegiatan politik hanya terjadi dalam batas-batas yang jelas dan bahwa politik tidak bisa jika tidak adanya lembaga formal yang ditetapkan artinya bahwa batas-batas dalam ilmu politik bukan hanya soal pemerintah, masyarakat dan kekuasaan, pendekatan perilaku, budaya, ketergantungan dan konflik perlu menjadi fokus pula di dalam ilmu politik. Sebab ilmu poltik dikatakan sebagai ilmu sosial tertua, apabila dilihat dari sebagai suatu pembahasan tentang berbagai aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tetapi baru sejak akhir abad ke- 19 ilmu ini memiliki dasar, kerangka, pusat perhatian dan ruang lingkup yang jelas dan terinci. Faktor penting yang mempengaruhi perkembangan ilmu poltik adalah perkembangan ilmu-ilmu sosial yang lain serta ketidakpuasan di kalangan ilmuan pilitik sendiri[5].  
Pendahuluan . Diskusi ilmu pengetahuan , khususnya yang berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial , memerlukan pemeriksaan perbedaan antara fakta dan nilai . Pemeriksaan ini sangat diperlukan karena pentingnya nilai-nilai dalam politik dan karena sering kebingungan antara pernyataan fakta dan pernyataan nilai oleh orang-orang yang menulis tentang politik . Nilai dan Studi politik .  adalah Sebuah pandangan yang seimbang dari tempat yang tepat untuk nilai-nilai dalam ilmu politik membutuhkan pengakuan bahwa mereka mempengaruhi studi politik . Meskipun kita tidak pernah bisa benar-benar berhasil , perhatian kita adalah untuk mencoba untuk menjaga nilai-nilai ke satu sisi , bukan untuk menghilangkan mereka sepenuhnya.

B.                 Laporan Bagian Buku
Bagian buku yang saya laporkan dalam laporan bacaan ini mengenai definisi tentang politik dan ilmu politik, dalam buku ini, penulis memaparkan tentang politik dengan berbagai macam definisi dan pendekatannya. Perdebatan tentang politik yang dilakukan oleh para ilmuwan politik menimbulkan banyaknya definisi tentang politik, di mana politik dianggap sebagai sebuah inteaksi sosial di tengah-tengah masyarakat yang fokus membahas berbagai macam konflik di dalamnya. Sedangkan ilmu politik didefinisikan sebagai ilmu yang fokus mempelajari kekuasaan.
Di dalam buku ini penulis juga memaparkan tentang identifikasi dari ilmu politik, tentang profesi ilmu politik, seperti praktisi dan politisi. Profesi ilmu politik merupakan suatu pembeda di tengah-tengah masyarakat yang untuk mempermudah melakukan identifikasinya. Karena perkembangan ilmu politik yang pesat di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Ilmu politik yang dikembangkan oleh para ilmuwan politik tidak hanya berbicara tentang bagaimana sebuah pemerintahan yang baik dan Negara sebagai kekuasaan politik, tetapi bagaimana ilmu politik dapat memberikan pemahaman untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi.
Hubungan-hubungan ilmu politik tidak hanya terbatas pada sejarah dan filsafat, ilmu politik merupakan salah satu dari kelompok besar ilmu sosial dan erat sekali hubungannya dengan ilmu-ilmu lainnya. Salah satu pendekatan politik yang menjadi suatu pendekatan yang banyak dibicarakan orang adalah kekuasaan, artinya kekuasaan yang dicapai itu merupakan suatu ekspresi dari berlangsungnya sebuah Negara, atau lebih tepatnya pemerintah adalah kekuasaan politik.
Ossip K. Flechtheim dalam Fundamentals of Political Science, mengatakan bahwa politik adalah ilmu sosial yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari negara sejauh negara merupakan organisasi kekuasaan, beserta sifat dan tujuan dari gejala-gejala kekuasaan lain yang tidak resmi yang dapat mempengaruhi negara.[6]
Dalam perkembangnya ilmu politik menjadi kontoversi dalam membedakan suatu kekuasaan Negara dan kepentingan swata, karena kekuasaan yang didapat sering kali melibatkan suatu dukungan atau support materiil yang didapat dari swasta atau masyarakat yang mempunyai kepentingan dalam melakukan bisnis untuk kepentingan pribadi. Ini akibat elemen-elemen politik yang ada disekitarnya. Dalam hal ini kita ketahui bahwa adanya partai politik yang selalu bersaing untuk mendapatkan kekuasaan.
Kontoversi dalam ilmu politik ini yang menimbulkan terjadinya konflik, konflik akibat gagalnya suatu kesepakatan dengan adanya posisi tawar yang dilakukan oleh partai politik dan para politisi. Maka perlu dilakukan batas-batas terhadap kekuasaan Negara itu sendiri dengan mendirikan institusi-intitusi atau lembaga-lembaga Negara yang membawahi berbagai keperluaan masyarakat, dan diberikan kewenangan yang bersifat mandiri agar tidak menimbulkan intervensi akibat adanya kepentingan dari penguasa. Maka ilmu politik juga akan bersinggungan dengan ilmu hukum, untuk mengatur hak dan kewajiban pemerintah kepada warga Negara dan kewajiban warga Negara kepada pemerintah.
Perkembangan lain dari politik ialah studi mengenai Pembangunan Politik (Political Development). Kajian ini menelah dampak pembangunan sosial ekonomi terhadap susunan masyarakat, khususnya bagaimana pengaruh lembaga politik tehadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Kajian mengenai pembangunan masyarakat ini dikembangkan oleh sarjana-sarjana Barat sehubungan dengan upaya mereka untuk memahami perubahan sosial politik di Negara-negara berkembang. Banyak ahli berada dalam kelompok ini bersikap etnosentrik dalam melihat perkembangan yang terjadi di Negara-negara berkembang; artinya mereka mempergunakan tradisi barat untuk menilai apa yang terjadi di Negara berkembang, sehingga para ahli beranggapa bahwa perkembangan yang terjadi senatiasa harus melewati tahapan yang pernah mereka lewati oleh perkembangan dibenarkan. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, perkembangan atau perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat tidak mungkin dapat dilepaskan begitu saja dari ide-ide atau gagasan politik yang berakar dalam masyarakat itu sendiri, meskipun metoda penelitian dapat menggunakan cara-cara terbaru. Di samping itu, telah timbul beberapa bidang kajian lain seperti Ekonomi Politik dan peranan Militer dalam Politik[7].     
Ilmu politik sebagai ilmu pengetahuaan tidak berdiri sendiri, ini dasarkan kepada pembentukan ilmu yang secara sistematis dapat dibuktikan, yaitu melalui sejarah, filsafat, budaya dan perilaku. Masyarakat dan Negara menjadi fokus didalam kajian politik, dan apa yang terdapat didalamnya merupan suatu konsep-konsep yang layak untu diteliti berdasarkan kebutuhan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari politik itu sendiri.

C.                Komentar
Buku ini banyak memberikan sumbangsih dalam kajian ilmu politik, terutama dalam definisi ilmu politik yang terdalamnya terdapat banyak konsep yang digunakan untuk menyimpulkannya. Karena penulis ingin sekali memberikan keseimbangan antara ilmu politik dan politik beserta pendekatan dan batas-batas kajiannya. Penulis juga memberikan identifikasi tentang profesi dari ilmu politik yang berkembang ditengah-tengah masyarakat, agar dapat memnbedakan antara praktisi dan politisi.
Buku ini juga membahas bagaimana ilmu politik dikaitkan dengan pendekatan kekuasaan. Seperti yang di ungkapkan oleh Ossip K. Fletcheim dalam fundamental of Political Science menegaskan: Ilmu Politik adalah ilmu sosial yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari Negara merupakan organisasi kekuasaan, beserta sifat dan tujuan dari gejala-gejala kekuasaan lain yang tidak resmi yang dapat mempengaruhi Negara.
Nilai dan studi politik juga menjadi pembahasan dari buku ini, seperti nilai perilaku dan nilai dalam fakta yang mempengaruhi kajian politik itu sendiri. Mengamati kegiatan politik dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada perspektif atau kerangka acuan yang dipakai, seorang sarjana politik terkemuka, Vernon van Dyke mengatakan bahwa : suatu pendekatan adalah criteria untuk menyeleksi masalah dan data yang relevan”. Dengan kata lain, istilah pendekatan mencakup standar atau tolak ukur yang dipakai untuk memilih masalah, menentukan data mana yang akan diteliti dan data mana yang akan dikesampingkan. Ini tentu saja berbeda dengan metode yang hanya mencakup prosedur untuk memperoleh dan mempergunakan data.[8]
Rujukan pembanding dari buku yang dilaporkan adalah buku Dasar-dasar ilmu politik karangan Prof. Miriam Budiarjo yang diterbitkan oleh PT Gramedia edisi revisi kedua tahun 2008, memulai bukunya dengan memaparkan definisi politik, yang menjelaskan sejarah dan perkembangan ilmu politik itu sendiri. Selanjutnya menjelaskan tentang ilmu politik sebagai ilmu pengetahuaan dan definisi ilmu politik yang berhubungan dengan Negara, kebijakan, pengambilan keputusan, pembagiaan dan kekuasaan. Buku yang ditulis oleh Prof. Miriam Budiarjo ini lengkap dan menjadi rujukan untuk setiap mahasiswa ilmu politik di Indonesia.
Buku ini layak dibaca dan dipelajari  untuk dapat memahami apa itu ilmu politik yang berkaitan dengan ilmu-ilmu lainnya dan perbandingan politik. kedua buku tersebut penulis gunakan untuk membuat laporan bacaan dari buku Stephen L Wasby, yang penulis harapkan dapat memberikan informasi-informasi baru serta mendalam. Rujukan lain yang juga digunakan dalam menulis laporan bacaan ini adalah Pengantar Ilmu Politik, Prof. Miriam Budiardjo,.dkk. serta laporan bacaan lain dari buku Prof Syamsudidin Haris, M.Si,. dkk. Pemikiran Politik Indonesia. (Jakarta:Pusat Studi Sosial Politik Universitas Nasional.2010,Walaupun penulis hanya mengambil sedikit pembahasan di dalamnya, tentang ilmu, bidang kajian dan defenisi ilmu politik yang terdapat dalam bab 1, 2 dan bab 3.


D.                Penutup
Referensi buku ini berbicara tentang berbagai hal yang terkait persoalan politik, buku ini pula memberikan sumbangsih yang besar dalam kajian politik, terutama tentang definisi politik dan ilmu politik. Karena penulisnya berupaya memaparkan tentang definisi, identifikasi, pendekatan dan metode yang terdapat di dalam ilmu politik. penulis meyakini bahwa buku ini tentunya akan lebih bermanfaat bagi para mahasiswa ilmu politik, sarjana politik, politisi serta para pembuat kebijakan.
Keunggulan buku ini adalah setiap definisi yang dikemukakan maka akan diikuti pula dengan berbagai macam konsep dan pendekatan. Di mana untuk dapat menyimpulkan tentang ilmu politik adalah salah satunya dengan menggunakan pendekatann kekuasaan, maka buku ini sebelumnya memberikan pengertiaan tentang daya  dan kekuasaan dari hal yang kecil sampai kekuasan dalam ruang lingkup yang besar. Buku ini pula memaparkan suatu nilai-nilai, etika serta fakta dalam ilmu politik.
Kelemahan dalam buku ini adalah kurangnya pembahasan terkait dengan teori dan sistem politik, artinya bahwa kelemahan ini bukan pada pengetahuaan dari penulisnya, melainkan terdapat dalam pembatasan pembahasannya. Tapi kelemahan ini yang akan merangsang pembaca untuk melakukan analisa yang lebih dalam tentang politik dan ilmu politik. maka kelemahan ini harusnya dapat dipahami sebagai suatu pembatasan pembahasan yang sengaja dilakukan oleh penulis agar dapat member fokus kepada definisi politik.
Perkembangan dalam ilmu politik itu penting, tetapi apa yang mendasari itu jauh lebih penting, seperti yang diungkapkan dalam buku ini. Analisa-analisa dari para ilmuwan politik tentunya banyak memberikan masukan terhadap buku ini. Maka apa yang para ilmuwan politik telah berikan dalam buku ini setidaknya menjadi pelengkap dan memperkuat penulisan di dalam buku ini.


 DAFTAR PUSTAKA
Buku   :
Budiarjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu politik, PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta, 2008.
F.   Budi Hardiman, dkk. Empat Esai Politik. WWW. Srimulyani Net - Komunitas Salihara.2011
Prof. Miriam Budiardjo,MA,.dkk. Pengantar Ilmu Politik. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004.
Prof Syamsudidin Haris, M.Si,. dkk. Pemikiran Politik Indonesia. Jakarta:Pusat Studi Sosial Politik Universitas Nasional.2010


























[1] Prof. Miriam Budiardjo, MA., dkk. Pengantar Ilmu Politik.(Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. 2004). Hlm. 1.15
[2] Ibid. hlm. 1.16
[3] Prof Syamsudidin Haris, M.Si,. dkk. Pemikiran Politik Indonesia. (Jakarta:Pusat Studi Sosial Politik Universitas Nasional.2010), hlm. 17-18
[4] F. Budi Hardiman, Etika Politik dan Demokrasi Deliberatif; Etika Politik Jurgen Habermas, Dalam; Empat Esai Etika Politik, (Jakarta: WWW. Srimulyani Net - Komunitas Salihara.2011), hlm. 10
[5]  Log. Cit. Prof. Miriam Budiardjo. hlm.1.5
[6] Lihat: Prof. Miriam Budiarjo, MA. Dalam Pengantar Ilmu Politik. (Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. 2004) . hlm. 1.16
[7] Op.Cit. Prof. Miriam Budiardjo. hlm. 1.11
[8] Ibid, hlm. 71

Tidak ada komentar:

Posting Komentar