Ruang kelasku pagi ini
Ramai dalam ruang baru yang tak dihayalkan sebelumnya
Sejarah awal mengenal ilmu pengetahuan formal
Semangatku beradu dalam semangat anak-anak se-usia
Aku teramat bahagia kawan
Satu persatu berbaris dalam kelompok kelas yang lazim ada
Rasa malu membaur antara ingin tahu dan tagisan
Semua menyerupai dunia asing yang menghadirkan tanda tanya
Pintu telah terbuka, seorang wanita separuh baya itu tersenyum manis
Dalam sastra lisan nan lembut dia menyapa kami
Apa kabar anak-anak? Kami berseru, baik ibu guru
Kehidupan ditaklukan dalam semangat berkhayal yang tinggi
Gantungkan cita-cita kalian setinggi langit, Sang Guru itu berkata
Ruang kelas terasa asing bagi ku kawan
Hari ini pula, aku merasa terpisah jauh dari pelukan sang bunda
Raung baru yang menyedot rasa bosan menggila
Kamu duduk sendiri bagai seorang tawanan perang
Seluruh isi kepalamu bongkar perlahan
Paham budaya hidupmu sama sekali tak berguna kawan
Ragam ilmu pasti satu persatu menghantui akalmu
Telinga dan matamumu di haruskan terus terjaga
Sang Guru itu memperkenalkan diri, nama ibu, SALMA
Dia mirib ibu tercintaku kawan,sosok perempuan yang tangguh
Kelasku, berbeda dengan ruang makan rumahku.
Kelasku dipenuhi meja-kursi dan juga lemari buku yang pertama kali terlihat
Ada pula replika tengkorak manusia, gambar para pahlawan dan peta Indonesia
Aku mencintai kehidupan baruku kawan
Semua sejarah tertulis di ruang kelas yang selalu asing dari generasi ke generasi
Terima kasihku padmu Sang Guru
Kamaruddin Salim
UNAS, 11 Maret 2013
Pukul, 19. 45 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar