cerita
tentang miskin atau kemiskinan, tak akan ada penutupnya. akan tetapi,
minimal julah dari kemiskinan itu berkuranglah sedikit. namun, ini tak
sekedar perubahan anggka dalam kertas atau statistik semata. tetapi
realitasnya berkurang. agar kita terangsang untuk memuji prestasi negara
dalam mengurangi angka kemiskinan.
dilain pihak, perbedaan data indikator kemiskinan danri pemerintah dan lembaga internsional. versi pemerintah: yang disebut orang miskin itu adalah orang yang jumlah penghasilan Rp.7000 per hari atau sekitar Rp.210.000 orang perbulan. sedangkan versi Lembaga Internasioal. dimana pendapatan Rp.8.500- Rp.17.000 per orang peerhari. pendapatan ini juga jauh dibawah upah minimum regional (UMR) atau upah minimum Kabupaten (UMK), Rp.660 ribu perbulan yang sudah sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan pokok (Media Indonesia, senin, 27/60/11.
dilain pihak, perbedaan data indikator kemiskinan danri pemerintah dan lembaga internsional. versi pemerintah: yang disebut orang miskin itu adalah orang yang jumlah penghasilan Rp.7000 per hari atau sekitar Rp.210.000 orang perbulan. sedangkan versi Lembaga Internasioal. dimana pendapatan Rp.8.500- Rp.17.000 per orang peerhari. pendapatan ini juga jauh dibawah upah minimum regional (UMR) atau upah minimum Kabupaten (UMK), Rp.660 ribu perbulan yang sudah sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan pokok (Media Indonesia, senin, 27/60/11.
sekali
lagi, kemiskinan memang menjadi komuditas ekonomi dan polotok yang
seksi dan menggiurkan. dimana, menuruh hemat saya, andai tak ada orang
miskin. tentunya tidak ada modernisasi ataupun Globalisasi. dan inilah
ciri peradaban yang selalu saja menjadikan kemiskinan sebagai indikator
keberhasilan sebuah peradaban. indonesia tentunya merupakan negara yang
populasi kemiskinannya demikian besar dari total jumlah penduduknya.
kita tentunya tidak menyangka, bahwa kemiskinan menjadi persoalan terbesar di bangsa ini. belum lama ini kita menyaksikan para TKI (Tenaga Kerja Indonesia) Sumiati sang Pahlawan Devisa di hukum pancung di Arab saudi. kenapa pahlawan devisa ke luar negeri? dan kenapa mereka di juluki phlawan devisa?, kita tentunya bisa menjawab. bahwa keterbatasan lapangan pekerjaan dan persoalan ketidak haraagn sumberdaya mereka dalam negerilah yang memotivasi mereka merantau ke luar negaranya. dan julukan pahlawan devisa karena para TKI menyumbang visa terbesar kepada negara di bidang tenaga kerja dan imigrasi. yan hebat bukan.
miskin memang menjual dan mengasikan bagi yang mengganggap itu proyek sosial yang menggiurkan.
setiap detk kita bersentuhan dengan wacana kemiskinan dan kemelaratan. kapan solusi terbaik itu ada?
program pro rakyat maupun tebaran slogan plitik BERSAMA KITA BISA, ataupun LANJUTKAN....
kemiskinan menjadi satu majas hiperbola maupun sebuh kata sandi Revolusi. namun entah sampai kapan kemiskinan ini berakhir...dan mereka dapat menikmati pendidikan yang layak, saran air bersih, kesehatan yang memadai, asupan vitamin yang cukup serta menkmati hidup dengan baik. semoga ini tak semata cerita bersambung

kita tentunya tidak menyangka, bahwa kemiskinan menjadi persoalan terbesar di bangsa ini. belum lama ini kita menyaksikan para TKI (Tenaga Kerja Indonesia) Sumiati sang Pahlawan Devisa di hukum pancung di Arab saudi. kenapa pahlawan devisa ke luar negeri? dan kenapa mereka di juluki phlawan devisa?, kita tentunya bisa menjawab. bahwa keterbatasan lapangan pekerjaan dan persoalan ketidak haraagn sumberdaya mereka dalam negerilah yang memotivasi mereka merantau ke luar negaranya. dan julukan pahlawan devisa karena para TKI menyumbang visa terbesar kepada negara di bidang tenaga kerja dan imigrasi. yan hebat bukan.
miskin memang menjual dan mengasikan bagi yang mengganggap itu proyek sosial yang menggiurkan.
setiap detk kita bersentuhan dengan wacana kemiskinan dan kemelaratan. kapan solusi terbaik itu ada?
program pro rakyat maupun tebaran slogan plitik BERSAMA KITA BISA, ataupun LANJUTKAN....
kemiskinan menjadi satu majas hiperbola maupun sebuh kata sandi Revolusi. namun entah sampai kapan kemiskinan ini berakhir...dan mereka dapat menikmati pendidikan yang layak, saran air bersih, kesehatan yang memadai, asupan vitamin yang cukup serta menkmati hidup dengan baik. semoga ini tak semata cerita bersambung

Tidak ada komentar:
Posting Komentar