Laman

Senin, 23 Mei 2016

Wujud Malaikat

terlahir suci dalam buaian cinta kasih insan
menyapa sejarah dan zaman silih berganti
malaika-malaikat terlahir dalam berupa wajah dan gaya
ada yg menyapa dunia dalam bahasa tangisan
dan ada yang menyapa dengan senyum keimutan
ya, malaikat terlahir dari cinta sang ibunda
alam raya menyambut, penuh haru dan tanda tanya
kehidupan tak menyaji kepastian
semua dapat tertukar, jika malaikat beranjak dari dekapan ayah bunda
belajar dari proses, malaikat mengagumi dunia penuh warna
generasi malaikat selalu ada entah sampai kapan?
aku takjup kehadirat illahi Rabbi.
malaikat kecil di hadirkan dalam beragam suku bangsa dan agama
tak anarkis, rasisme, ataupun golongan sosial
tak ada perbedaan kelas para malaikat
namun, kawan. sejarah akan menjadi gambaran
malaikat kecil akan berjibaku dalam wujud dunia kini yang bengis dan serakah
wujud malaikat akan berganti rupa bersama kebringasan generasi mendahalui dirinya
warisan sikap perilaku dan bahasa tubuh serta lisan terpapar bebas
entah di media televisi, lingkungan ataupun tempat ibadah
bahasa cacia, makian, darah dan pembantaian tanpa ampun di sajikan berulang-ulang hari ini
kawan, ku waariskan sepenggal kisah ini demi malaikat kita
dunia ini tak adil kembali
menyakiti manusia dan mahluk lainnya berarti menyakiti pencipta-NYA
hanya kata dalam sikap palsu manusia
malaikat kita sepatutnya di didik dalam dunia moralitas dan sederhana gayanya
kawanku..
malaikat kini telanjag jiwanya di jalan raya
asi sang ibu tak laris kembali di lidah bayinya
korban iklan pula malaikat kita
malaikat kita di obral murah seleranya dalam iklan dan mode
ya, zaman selalu berubah-ubah
belajarlah kawan, didiklah malaikat kita tanpa beban
biarkan kapitalisasi hidup merayap di gerbang matahari
birlah lingkungan jadi medan petarung para algojo
biarkan peran sang ibu dalam budaya patriarki, di cemoh
tapi kawan, malaikat kita wujud kasih Tuhan.
kawan..
malaikat kita di biarkan berlari bebas di hutan, di laut, dan di bukit berbatu
biarlah dia belajar mengenal dunia nya
biarlah dia menyapa kita, ayah, ibu aku sayang padamu
ya inilah malaikat kecil kita wujud kasih Tuhan Yang Agung.

Kamaruddin Salim.
Jakarta, 18 Februari 2012

Mengenang Kematian Sang Negarawan Tan Malaka, hari ini
dalam kata dan sikap memanusiakan manusia tanpa maksud
salam kaish sayang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar