SATU SAUDARA, SATU NUSANTARA, SATU INDONESIA
Satu saudara/I, Satu Nusantara, Satu Indonesia
Risalah sejarah tertulis dengan teratur dalam kata dan uraian sukma mengharukan
Para pendahulu memberi pesan yang bermakna dan lugas
Bumi Nusantara kita warisan sakral yang menentukan masa depan anak cucu tercinta
Aman leluhur ini menjadi mozak hidup bagi kita hari ini dan nanti
Sejarah Nusantara dalam kebinekaan dan perjuangan untuk merdeka
Tak semata dituliskan, dilafaskan dalam intonasi sastra yang memukau
Satu Saudara, Satu Nusantara, Satu Indonesia
Berpijak dari epos Hindu/Budha mengilhami sederet kerajaan Nusantara
Termaktub Kerajaan Kandis, Melayu Tua, Kutai Martadipura, Tarumanegara, Barus, Kalingga, Kanjurahan, Sunda, Majapahit, Jajirah Al Mulk (Tidore, Ternate, Makean, Moti), Samudera Pasai, Goa-Talo, Sriwijaya, Andalas, Kerajaan Salakanagara, Kerajaan Tarumanagara, Kerajaan Kutai, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh, Kerajaan Kalingga, Kerajaan Keritang, Kerajaan Mataram (Mataram Kuno), Kerajaan Medang, Kerajaan Kahuripan, Kerajaan Kediri, Kerajaan Kanjuruhan, Kerajaan Janggala, Kerajaan Singasari, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Dharmasraya, Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Blambangan, Kerajaan Sailendra, Kerajaan Sanjaya
Satu Saudara, Satu Nusantara, Satu Indonesia
Perkembangan Islam mengilhami ruang keabadian manusia di belahan bumi Nusantara
Kesultanan Aceh, Kesultanan Asahan, Kerajaan Kemuning, Kerajaan Batin Enam Suku, Kerajaan Indragiri, Kesultanan Banten, Kesultanan Bima, Kesultanan Bulungan, Kesultanan Buton, Kesultanan Cirebon, Kesultanan Lingga-Riau, Kesultanan Deli, Kesultanan Dompu, Kesultanan Serdang, Kesultanan Siak Sri Inderapura, Kerajaan Tanjungpura, Kerajaan Iha, Kerajaan Tanah Hitu, Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore, Kesultanan Buton, Kerajaan Sumedang Larang, Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Mangkunagaran, Kadipaten Paku Alaman, Kesultanan Malaka, Kerajaan Pasai, Kesultanan Banjarmasin, Kerajaan Linge, Kesultanan Perlak, Kesultanan Pasir, Kesultanan Kotawaringin, Kerajaan Pagatan, Kerajaan Tidung, Kesultanan Sambaliung, Kesultanan Gunung Tabur, Kesultanan Mempawah, Kesultanan Kubu, Kesultanan Demak, Kesultanan Gowa, Kesultanan Jambi, Kesultanan Kota Pinang, Kesultanan Kutai, Kesultanan Langkat, Kesultanan Pajang, Kesultanan Mataram, Kesultanan Kartasura, Kesultanan Pagaruyung, Kesultanan Inderapura, Kerajaan Sungai Pagu, Kesultanan Palembang, Kesultanan Pontianak, Kesultanan Samawa, Kesultanan Sambas
Satu Saudara, Satu Nusantara, Satu Indonesia
Bangsa kita, luasnya terbentang dari Sabang hingga Merauke
Luas Wilayah kurang lebih 1 919 440 terdiri dari 1 826 440 luas daratan dan 93 000 lautan
Diapit benua Australiadan dan Asia, dua samudera, Pasifik dan Hindia
Saudaraku, bangsa kita adalah bangsa maritim
Bangsa yang kaya akan pulau-pulau kecil dan besar dengan 17.504.
Bangsa besar dengan jumlah Jumlah suku bangsa 1.340 dan 546 bahasa daerah
Saudaraku, bangsa kita memberi cerita memilukan dalam jejak laju perkembangan masyarakatnya
Gerak laju masyarakat didera penderitaan menyat mata batin
Melumat raga dan akal pikiran sampai hari ini
Kolonialisme Barat, yang memonoli, menjarah, merampok harga diri manusia kita
Hasil bumi serta harmoni kebudayaan kita sungguh memilukan
Bangsa Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris, Jepang, bergantian menjajah bangsa kita
Saudaraku, kita tentu sulit dan tak sanggup menghitung apa yang telah di jarah di bangsa ini
Dan berapa jumlah korban nyawa manusia yang mereka bantai secara kejam
Satu Saudara, Satu Nusantara, Satu Indonesia
Saudaraku, bangsa ini telah lama berduka
Duka yang menyayat kesadaran kita sebagai manusia
Aliran darah dan limpahan nyawa manusia tak berdoa mengilhami kemanusiaan kita
Bangsa ini telah medeka sudah
Merdeka dari kolonialisasi dan ipreialisme bangsa asing
Bangsa asing yang tidak mengerti wasiat ibu pertiwi dengan bahasa ibu yang beragam
Saudaraku, kita mulai bosan dengan bahasa Divide et impera (politik pecah belah)
Mulai saatnya kita belajar dari masa lalu yang gemilang
Masa lalu yang memberi pelajaran pada kita, soal nilai luhur dan Jasa para Raja dan Sultan
Saatnya kita memanjatkan syukur pada Tuhan
Bahwa negeri ini telah dipersatukan kembali dalam satu Sumpah Sang Mahapatih
Satu Negara Kesatuan Republik Indonesia, Satu Bahasa dan Satu Pancasila
Saudaraku, tengoklah anak kadung ibu pertiwi kita bernyanyi lantang dalam satu simponi Indonesia Raya
Beridiri tegak dalam tarikan nafas Sang Saka Merah Putih menuju Puncak kebebasan
Hiduplah Indonesia Raya
Satu Saudara, Satu Nusantara, Satu Indonesia
Sastra lisan leluhur mengajari kita soal falsafah hidup
Falsafah yang bernilai melalui petuah,
Satu bumi, satu manusia, satu tanggungjawab
Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah (Jika hidup saling rukun maka akan sejahtera, jika hidup saling berselisih maka akan membuat rusak)
Alah bauriah bak sipasin, kok bakiek alah bajajak, (habih tahun baganti musim sandi Adat jangan dianjak)
Saudaraku, kita adalah Satu Saudara, Satu Nusantara dan Satu Indonesia
Kamaruddin Salim
UNAS, Selasa, 3 Juni 2014
Pukul: 13.40 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar