Laman

Rabu, 18 Mei 2016

Pemujaan Terhadap Kelompok Etnis, Identitas Kelompok dan Perubahan Politik

Judul Buku             : Pemujaan Terhadap Kelompok Etnis, Identitas Kelompok dan Perubahan Politik
Editor                           : Harold R Isaacs
Penerbit                        : Yayasan Obor Indonesia-Jakarta
Tahun Terbit               : 1993
Oleh                            :Kamaruddin Salim    

            Dalam buku yang terdiri dari X Bab ini, Harold memfokuskan pembahasan terkait dengan etnis secara menyeluruh dan tidak fokus pada persoalan etnistias di Indonesia namun di Asia pada umunya.  Horald menggambarkan pemujaan etnis terhadap kelompok merupakan pemacu kepentingan bangsa atau suku yang terus mendesak sebagai kekuatan untuk membangun bangsa maupun untuk menceraiberaikannya.
            Horald kemudian menguraikan tentang identitas-identitas kelompok yang karena tekanan perubahan politik berupaya membentuk jati diri, tidak semata di Amerika, namun di mana-mana di seluruh dunia. Studi yang dilakukan oleh Horald terkait dengan Identitas kelompok berasal dari sejumlah informasi dari pertemuan-pertemuanya dengan berbagai kelompok yang berbeda dalam situasi menghadapi perubahan politik. Hal ini di gambarkan Horald engan beberapa perubahan politik identitas yang terjadi di Jepang dengan di lenyapkan status dari orang-orang di luar kasta telah dihapuskan dengan pengumuman yang dikenal dengan dekrit kerajaan pada tahun 1871 dan di India, di mana kelompok Paria dengan tegas dihapuskan dengan perundang-undanganbaru India pada tahun 1949, sebagai naskah besar yang di tulis oleh B.R. Amdekar, pemimpin Kelompok Paria di Maharashtra.
            Dalam Bab IV, terkait dengan Kebangsaan. Horald mencoba menjelaskan perbedaan yang jernih tentang defenisi yang jernih antara bangsa dan kebangsaan. sepe rti di dalam intisari kebudayaan atau politik. Kedua pndangan ini tidak terlihat atau berkembang secara terpisah, namun beroutar keluar masuk dari yang dimaksud dan membuat pola-pola yang berbeda. Konsep politik dari suatu bangsa terbentuk dari sejarah atau acuan kelompok, namun keluar dari pemikiran dan kejadian-kejadian penting yang membangun Negara-negara seperti di Eropa dan Amerika pada dasarnya merupakan peralihan kekuasaan yang besar dari raja-raja borjuis yang baru bangkit. Namun gagasan yang menuntut peralihan adarasal dari tradilah Perjanjian sosial, (social contrak),  kemauan umum (General Will), dan demokrasi. Di mana tradisi ini dari awal menurut Horald adalah tradisi yang tumbuh dari kebiasaan yang dianggap beerasal dari tradisi awal hingga Rousseau.
            Perkembangan dari bangsa yang tumbuh dari gagasan-gagasan ini berkembang. Namun dari politik hingga kebudayaan kebangkitan kaum borjuis serta pengembangan kapitalisme modern, revolusi industry, pendirian sistem-sistem pemerintahan baru yang didasarkan pada kedaulatan rakyat, semuanya tentu menciptakan kebudayaan baru mereka sendiri sebagai bangsa dalam proses perkembangannya. Namun pula dapat menjadi tanda dari identitas kebudayaan baru yang dalam tingkatan tertentu menggantikan atau setidaknya secara bersama-sama menempati  kebudayaan lama nenek moyang sebagai warisan individu. Demikianlah tingkat hubungan asimilasi dari berbagai masyarakat yang berbeda-beda tersebut.
Maka dalam perkembangan kebangsaan serta sejarah politik selama dua abad terakhir ini Horald menjelaskan bahwa peruabahan besar yang terjadi di berbagai Negara di dunia dengan melewati berbagai aspek yang menjadi panorama dalam dunia politik, di mana di mulai dengan Aspek politik pasca colonial,pasca imperial, dan pasca revolusioner, dan di Amerika Serikat setelah masa ilusioner di dominasi oleh permasalahan bangsa, kebangsaan dan nasionalisme.
Menurut Horald, untuk mendefenisikan dan menggambarkan Identitas kelompok perlu dilihat asalnya kekuatan-kekuatan dan daya tahan serta bagaimana cara kerja di dalam kelompok secara keseluruhan. Maka dapat dilihat bahwa  perbedaan-perbedaan dari masing identitas etnis tersebut namun mempunyai kesamaan yang luas dan universal. Di mana keduanya mempunyai peranan yang sama untuk tumbuh dan bertahan hidup. Identitas kelompok dasar adalah sesuatu yang hidup, betumbuh, berubah dan maju dengan pesat atau layu sesuai dengan peningkatan atau kemunduran vitalitasnya sendiri dan kondisi tempat identitas kelompok itu berada. 
Horald menjelaskan terkaid dengan semua aspek serta perbedaan dari masing-masing kelompok etnis dengan berbagai interaksi yang dilakukan tentunya dapat menunjang perubahan hasil, baik berupa kerugian, atau kekuasaan relative atau tanpa kekuasaan sama sekali. Yang dianggap statis, syarat-sayarat kehidupan dalam masyarakat secara keseluruhan tidak mengalami perubahan dari generasi ke generasi. Menurut Horald, kita sering kali melupakan pandangan ini di mata para pengamat dari fakta itu sendiri akan mudah terulang lagi di mana-mana sekarang ini di mana, persamaan dari penyebaran sosial, ekonomi dan perubahan politik dalam era modern ini, kelihatannya aman untuk dikatakan bahwa apapun yang ditentukan dalam hal itu, hampir di mana-mana stabil. Akan tetapi Horald menambahkan bahwa, kondisi aman tersebut yang dimiliki oleh kelompok identitas etnis akan dapat menghilang di dalam guncangan kekuatan dari permulaan perubahan politik. Mereka semua akan terlempar oleh pergolakan itu untuk mencari tempat aman berikutnya.
Kemudian menurut Horald kita kemudian akan bertemu dengan mereka yang tidka menentu kedudukannya, sejumlah besar dari berbagai macam bangsa di dunia yang telah menjadi produk perubahan dari era modern ini. Mereka adalah hasil dari perubahan sosial, ekonomi dan tekhnologi,hasil dari migrasi, percampuran budaya, kepercayaan pandangan serta nilai gama yang mengikat mereka sejak lahir. Dalam keanekaragaman mereka itu, inilah orang-orang yang secara kebetulan, pilihan, atau kebutuhan telah menjadi sangat berlainan dibandingkan dnegan nenek moyang mereka dahulu.
Hal ini digambarkan Horald secara gamblang dengan contoh-contoh perubahan kelompok identitas etnis disertai dengan model-model baru yang lebih nyata dengan kemampuan-kemampuan modern menempatkan mereka dalam ssstem pengawasan yang dibuat oleh penguatan positif dan penyatuan kebutuhan fisik utama massa rakyat. Seperti di Cina Komunis pimpinan Mao, sehingga hasilnya tidak seorangpun dapat mengetahui bagaimana efektif atau bagaiana lemahnya tiu dicapai melalui kombinasi kekuatan fisik dan sistem penekan anjuran itu. Masih memungkinkan untuk membangun sistem-sistem kekuasaan, pluralism baru, sehingga umat manusia masih dapat hidup bersama dengan yang lain secara bersama dan saling memuaskan kedua belah pihak.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar