Laman

Rabu, 25 Mei 2016

DOSEN, MANUSIA MERDEKA

DOSEN, MANUSIA MERDEKA

Ketika, setiap orang yang melangkah menuju gerbang perguruan tinggi tentunya mempunyai harapan diri untuk menjadi seorang terpelajar yang biasa disebut mahasiswa. Harapan beradu dengan rasa bangga yang teramat sangat bagi pribadi setiap orang yang masuk perguruan tinggi. ragam, rasa bangga yang melekat, mulai dari kebanggan status sosial, gaya hidup dan keseriusan meraih ilmu.
Gerbang kampus secara sadar menelanjangi tradisi lama yang disandang sang manusia berseragam putih abu-abu alias siswa/i sekolah menengah. di kampus, sang siswa berganti status menjadi mahasiswa, di tidak lagi disapa siswa atau anak-anak. gaya belajar, pergaulan dan gaya berdanndan, bersoleh tentunya beruabah baru dan maskulin tentunya. dan lingkungan yang berbeda serta asing bagi para siswa itu meninggikan derajad mereka menjadi sang anak yang maha.

Ruang kelas/ruang belajar kampus dan sekolah berbeda, tentunya di kelas sekolah di jumpai foto Predisen dan Wakil Presiden, foto para pahlawan bangsa, Peta Indonesia, replika tengkorak manusia dan tentynya ada teman se-bangku. di kampus, gambar dan replika itu tidak ada sama sekali kawan, dan masing-masing anak duduk dan belajar secara mandiri. setiap anak mempunyi hak menentukan nasib atas dirinya sendiri.

Cara belajar di kampus dan sekolah tentu berbeda dari cara, metode dan sang pengajarnya. di sekolah tentu sapaan yang mentereng adalah "Bapak dan Ibu Guru" sedangkan di kampus, yang populer di depan kelas adalah Bapak-Ibu dosen.   

Dosen,menjadi lebel yang dialamatkan pada seseorang mempunyai keahlian khusus di bidang keilmuwannya.lebel dosen tak semata dianugerahkan.mereka dipandang mampu mengaplikasikan ilmu dalam bahasa keren transfer of knowledge. gelar dosen beragam dan menggantung sejajar dengan nama pemiliknya,terhitung dari S1,S2 dan S3.dan lebih dkatakan ahli dan membumi adalah mereka yang bergelar Profesor.

Pengajar yang bergelar dosen itu,ciri manusia merdeka secara lahir dan batin. ruang kelas kampus,tidak ada lagi kita menemukan parade dominasi antara pengajar dan siswanya. dosen yang merdeka mengajarkan para mahasiswanya berfikir jenius dengan caranya,berkarya mandiri yah tentu gemar membaca,menulis dan berbicara kritis.

Kampus dan dosen menjadi satu relasi terpenting bagi derap majunya dunia pendidikan tinggi.Bayangkan,antara dosen dan kampus berbeda semangat dan tujuan,mahasiswa tentunya menjadi manusia yang kesepian. dosen tidak semata serupa mercusura dalam ruangan kelas, tetapi dosen juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa di dunia realitas.

Dalam tugas baktinya, para dosen tentunya, meraih banyak apresiasi baik bersifat baik (pujian), ada juga apresiasi yang bersifat buruk (kutukan). tugas dosen itu mulia, hadir ditengah perkembangan dunia yang serba cepat dan kompetitif. para dosen membenani diri, kemampuan pribadi serta keilmuan yang mempuni guna mampu mendidik para mahasiswa untuk menjadi manuisa-manusia yang cerdas dan berkompetensi.

Dosen adalah manusia merdeka, yang tetap berjuang untuk bangsa dan negara meraih kemerdekaannya serta membebaskan anak bangsa dari kebodohan dan ketertertinggalan. Sikap dan prinsip nilai yang dipegang seorang dosen dalam menjalani profesinya harus dilihat sebagai pilihan yang tidak semua manusia mampu mengikutinya. Dosen bukan manusia biasa, secara moral dan intelektulitasnya telah teruji baik serta mempuni dalam bidang ilmunya.

Ragam cerita dunia kampus di belahan dunia menghiasi kemajuan dan keberhasilan para dosennya mendidik dan mengarahkan mahasiswanya meraih harapan yang mereka inginkan. ada pula cerita yang mencengangkan di mana, dosen yang belajar keras guna menghadapi kecerdasan dan kecemerlangan para mahasiswanya. Ini tentunya, hingga hari ini masih kita jumpai di kampus-kampus di seluruh dunia, termasuk di Indoensia.

Tugas pokok seorang dosen adalah mengajar dan mendidik yang meliputi memberi kuliah, praktikum, tutorial, pelatihan, dan evaluasi atau ujian, serta tugas pembelajaran lainnya kepada mahasiswa, sesuai dengan jenjang jabatan akademik dosen yang bersangkutan. Di samping tugas mengajar dan mendidik, tugas lain seorang dosen adalah melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. yah tentu ini bukanlah hal yang tersulit bagi seorang dosen. maka, wajar bila yang menjadi dosen itu adalah profesi orang-orang yang pandai di negara ini.

Selain tugas pokok dosen yaitu mengajar, tugas suci seorang dosen adalah menyebarluaskan kebenaran. Hakikat dunia kampus adalah benteng IPTEKS yang objektif. Oleh karena itu, menemukan  dan menyebarluaskan kebenaran tersebut untuk kepentingan masyarakat adalah merupakan tugas seorang dosen. Tapi sayangnya di banyak perguruan tinggi, nuansa politik praktis lebih kental daripada suasana akademik. Terkait dengan menyebarkan kebenaran ini, menurut Mahatma Gandhi sederhanyanya adalah berkata jujur. yah, kejujuran adalah kebenaran itu sendiri. oleh karena itu kawan, kita sebagai mahasiswa di ajarkan untuk selalu berkata dan bersikap jujur oleh para dosen. dan dosenpun mencontohkan berperilakuku jujur, karen yaitu ilmu tentang kebenaran.

Kawan, perlu engkau tahu, tugas khusus dosen sangatlah berat. mereka wajib menerima keluhan dan laporan tentang kemajuan belajar mahasiswa, baik saat pertemuan terjadwal maupun di luar acara pertemuan. Dan satu lagi yang tak kalah beratnya adalah memberi pengarahan kepada mahasiswa yang dibimbingnya tentang berbagai keluhan dan laporan yang disampaikannya tentang masalah-masalah akademik atau masalah masalah yang dapat menganggu proses belajar mahasiswa. yah, tugas khusus ini wajib di lakoni oleh semua dosen.

Kita tidak bisa mengajarkan orang lain segalanya; kita hanya bisa membantu mereka menemukannya di dalam diri mereka sendiri (Galileo Galilei), kawan ini kata filosofis yang patut kita renungkan. Tugas mulia dosen tidak semata menagarjan anak didiknya untuk menjadi anak yang pandai dan menguasai ilmu dan pengetahuan, namun Dosen mengajarkan para mahasiswa untuk menemukan potensi dalam diri mereka (Soft Skill) dengan cara yang baik seperti itu, tentu potensi dalam diri mahasiswa terbangun dengan sendirinya. Bila potensi mahasiswa telah terbangun, maka kepercayaan dirinya dapat dikelola secara baik.

Ungkapan Galileo Galilei, di atas, dapat kita pahami bahwa proses interaksi antar mahasiswa di dalam kelas tidak semata terkait dengan proses transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga proses mentransfer nilai dan budaya dari sang dosen kepada para mahasiswa. Tugas luhur dosen dalam mengajarkan nilai kebaikan kepada mahasiswa tentunya wajib kita apresiasikan dan kita tiru. Sebagaimana menurut Albert Einstein, Cobalah untuk tidak menjadi orang yang sukses, melainkan mencoba untuk menjadi orang yang bernilai. Petuah bijak dari Einstein dapat kita maknai bahwa, tugas dan tanggungjawab yang diembankan kepada para dosen tersebut menjadi pijakan penting dalam proses pendidikan di Universitas/Perguruan Tinggi. Pendidikan formal yang kita kenal, sepertinya belum sepenuhnya mengilhami petuah bijak dari Einstein, di mana-mana faktanya kite menemukan dan mendengarkan petuah-petuah dari para motivator atau pendidik mengutamakan kata sukses daripada kata bernilai yang dimaksudkan Einstein. yahhh, kita seharusnya mengakrabkan diri kita dengan bernilai, sehingga nilai manusia sebagai makhluk Tuhan bernilai bagi diri sendiri, lingkungan dan juga di mata Pencipta-Nya. semoga






 
  

   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar