Menangislah anakku
Menangislah sesukamu, agar kamipun tahu
Betapa indah suaramu
Puaskanlah jiwa sedihmu
Menangislah sesukamu, agar kamipun tahu
Betapa indah suaramu
Puaskanlah jiwa sedihmu
Yang telah bosan itu!
Perla engkau ingat
Akupun mahir untuk mangkir dari air mata
Ibu pernah berkata ”air mata adalah kekautan”
Karena manusia selalu mencintai kesedihan
Anakku..
Hidup mu lapang tak membatasi ruang
Kibarkan panji merdeka, untuk harimu kelak
Air mata mu mulai mongering nanti
Jika suaramu sekedar jadi ratapan
Basuhlah jiwamu dengan cinta yang suci
Asah harapanmu, bersama langit dari matahari dan bulan purnama
Hidup selalu indah dari air mata dan suara kemerdekaan sejati
Dan anakku, keraguan hanya ilusi liar tak berwujud. Bergergaslah kedepan
Air mata sepatutnya untukku
Kamaruddin Salim
Kamis, 24 April 2008
Ketapang, pasar Minggu-Jaksel
Perla engkau ingat
Akupun mahir untuk mangkir dari air mata
Ibu pernah berkata ”air mata adalah kekautan”
Karena manusia selalu mencintai kesedihan
Anakku..
Hidup mu lapang tak membatasi ruang
Kibarkan panji merdeka, untuk harimu kelak
Air mata mu mulai mongering nanti
Jika suaramu sekedar jadi ratapan
Basuhlah jiwamu dengan cinta yang suci
Asah harapanmu, bersama langit dari matahari dan bulan purnama
Hidup selalu indah dari air mata dan suara kemerdekaan sejati
Dan anakku, keraguan hanya ilusi liar tak berwujud. Bergergaslah kedepan
Air mata sepatutnya untukku
Kamaruddin Salim
Kamis, 24 April 2008
Ketapang, pasar Minggu-Jaksel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar