Laman

Senin, 30 Mei 2016

Butir Kebijakan Mahatma Gandhi




Be Congruent, be Authentic, be Your True Self. 

1.        Change Yourself.
“You must be the change you want to see in the world.” – Kau sendiri mesti menjadi perubahan seperti yang kauinginkan terjadi dalam dunia ini.
Perubahan mesti dimulai dari diri sendiri. Janganlah mengharapkan perubahan dari dunia luar. Janganlah menunda perubahan diri hingga dunia berubah. Coba perhatikan, dunia ini senantiasa berubah. Dirimu saja yang tidak ikut berubah. Maka, kau menciptakan konflik antara dirimu dan dunia ini.

2.        You are in Control.
“Nobody can hurt me without my permission.” – Tak seorang pun dapat menyakitiku bila aku tidak mengijinkannya.
Bila kau ingin menjadi seorang pemimpin, janganlah memelihara virus “sakit hati” di dalam dirimu. Terlebih lagi, bila wabah itu, penyakit itu kau jadikan pemicu, kau jadikan motivasi untuk maju ke depan.
Bila kau merasa bisa “disakiti” – maka kau sungguh lemah. Perasaan itu saja sudah membuktikan bila dirimu tidak layak untuk menjadi pemimpin.

3. Forgive and Let it Go.

“The weak can never forgive. Forgiveness is the attribute of the strong.... An eye for eye only ends up making the whole world blind.” – Seorang lemah tidak dapat memaafkan. Kemampuan untuk memaafkan hanyalah ada pada mereka yang kuat...... Bila pencungkilan mata dibalas dengan mencungkil mata, maka seluruh dunia akan menjadi buta.

Apakah kita masih hidup dalam kegelapan “mata untuk mata”? Apakah kita masih juga membenarkan “aksi balas dendam” dan “kekerasan”? Bila jawabannya “ya”, maka semestinya kita bertanya pada diri sendiri, “kenapa”?
Kenapa kita selemah itu, sehingga tidak dapat memaafkan, tidak dapat membiarkan masa lalu berlalu? Kenapa kita masih hidup dalam masa lalu?
Dengan memaafkan, kita memperoleh energi yang luar biasa. Energi itu pula yang kemudian menjadi kekuatan kita, menambah semangat kita untuk berjuang demi kebajikan dengan cara yang bajik pula.

4. Without Action You aren’t Going Anywhere.
“An ounce of practice is worth more than tons of preaching” – Satu ons tindakan lebih baik dari pada berton-ton dakwah.
Kita mengisi otak kita dengan segala macam pengetahuan. Otak kita sudah menjadi perpustakaan, seperti yang dikatakan oleh Svami Vivekananda. Namun, seluruh pengetahuan itu tidak berguna, karena kita tidak menerjemahkannya dalam bahasa kebajikan bagi sesama. Kita tidak melakoninya.
“Buntelan buku di atas seekor kedelai”, kata Imam Ghazali, “tak mampu mengubah keledai itu menjadi seorang cendekiawan”.

5. Take care of this moment.
“I do not want to foresee the future. I am concerned with taking care of the present. God has given me no control over the moment following.” – Aku tidak tertarik untuk melihat apa yang dapat terjadi pada masa depan. Aku tertarik dengan masa kini. Tuhan tidak memberiku kendali terhadap apa yang dapat terjadi sesaat lagi.
Curahkan seluruh energimu, gunakan seluruh daya dan upayamu – untuk membenahi masa kini. Belajarlah dari kegagalan dan keberhasilan masa silam, karena itulah bekal utama yang kau miliki. Tetapi, janganlah hidup dalam masa silam. Segemilang dan secemerlang apa pun masa silam, ia sudah berlalu. Masa silam tidak dapat mengubah hidupmu kini.
Untuk mengubah hidupmu kini, berkaryalah sekarang dan saat ini juga. Janganlah memboroskan energimu untuk berpikir tentang hasil karyamu. Bila karyamu baik, maka hasilnya pun sudah pasti baik. Yakinilah hal ini.



6. Everyone is Human.
“I claim to be a simple individual liable to err like any other fellow mortal. I own, however, that I have humility enough to confess my errors and to retrace my steps.” – Aku hanyalah seorang manusia biasa yang dapat berbuat salah seperti orang lain juga. Namun, harus kutambahkan bahwa aku memiliki kerendahan hati untuk mengakui kesalahan-kesalahanku dan memperbaikinya.
“It is unwise to be too sure of one’s own wisdom. It is healthy to be reminded that the strongest might weaken and the wisest might err” – Mempercayai kebijakan diri saja adalah tindakan yang tidak bijak. Kita mesti ingat bahwa sekuat apa pun diri kita, bisa menjadi lemah; sebijak apa pun diri kita, masih bisa berbuat salah.
Menjadi “manusia biasa” adalah tujuan hidup setiap manusia. Manusia tidak lahir untuk menjadi sesuatu yang lain. Ia tidak lahir untuk menjadi malaikat atau dewa. Ia lahir untuk menjadi manusia, manusia biasa.

7. Persist.
“First they ignore you, then they laugh at you, then they fight you, then you win.” – Awalnya, mereka meremehkanmu, kemudian mereka menertawakanmu, dan melawanmu, lalu engkau keluar sebagai pemenang.
Jangan menyerah, pantang mundur..... Pun tidak cukup bila kau sekedar bertahan, jangan berhenti, maju terus..
Ketika kau sedang dibombardir dengan segala macam tuduhan dan kritikan, memang semangatmu bisa melemah. Tetapi, janganlah sekali-kali membiarkan mereka mematahkan semangatmu. Jadilah motivator bagi dirimu sendiri. Kau tidak membutuhkan motivator di luar diri.
Bila kau percaya pada motivator di luar diri, maka mau-tak-mau kau pun akan mempercayai para provokator di luar diri. Motivator dan provokator adalah insan sejenis. Dua-duanya ingin menguasai dirimu. Untuk itu, terlebih dahulu mereka mesti melemahkan dirimu. Karena, hanyalah “diri” yang lemah yang dapat dikuasai.

8. See the Good in People and Help Them.
“I look only to the good qualities of men. Not being faultless myself, I won’t presume to probe into the faults of others” – Aku hanya melihat sifat-sifat baik di dalam diri sesama manusia. Karena, diriku sendiri tidak sepenuhnya bebas dari keburukan, maka aku tidak membedah orang lain untuk mencari keburukan mereka.
“Man becomes great exactly in the degree in which he works for the welfare of his fellow-men” – Manusia menjadi besar selaras dengan kebaikan yang dilakukannya bagi sesama manusia.

9. Be Congruent, be Authentic, be Your True Self.
“Happiness is when what you think, what you say, and what you do are in harmony.” – Keselarasan antara apa yang kaupikirkan, apa yang kauucapkan dan apa yang kaulakukan – itulah kebahagiaan.
“Always aim at complete harmony of thought and word and deed. Always aim at purifying your thoughts and everything will be well.” – Jadikanlah keselarasan antara pikiran, ucapan, dan tindakan sebagai tujuanmu. Jadikanlah pemurnian pikiran sebagai tujuanmu – maka semuanya akan beres.
Pikiran kita yang sempit telah merusak keselarasan itu. Sekarang, hidup kita terombang-ambing, dan kita bingung. Kita mencari solusi di luar sana, padahal solusinya ada di dalam sini. Solusinya adalah keselarasan diri. Mulailah dengan menyelaraskan pikiran, ucapan, dan tindakanmu.
Saya menambah satu lagi, yaitu “perasaan”-mu. Karena terbentuknya watak manusia sangat tergantung pada apa yang dirasakannya.
Bahkan, menurut saya “perasaan” berada pada urutan pertama dalam daftar pendek apa saja yang perlu kita awasi dan selaraskan. Perasaan, pikiran, ucapan, dan tindakan atau perbuatan – ketika semuanya itu selaras, maka dengan sendirinya kita menjadi selaras dengan semesta.

10. Continue to Grow and Evolve.
“Constant development is the law of life, and a man who always tries to maintain his dogmas in order to appear consistent drives himself into a false position.” – Perkembangan terus-menerus itulah hukum alam. Seseorang yang ingin bertahan dengan dogma-dogma (lama) untuk menunjukkan konsistensi diri, sesungguhnya berada pada posisi yang salah.
Kenapa? Karena, perubahan adalah hukum alam. Namun, mereka yang fanatik terhadap dogma-dogma, dan tidak memahami nilai-nilai luhur di baliknya – terperangkap oleh ego mereka sendiri. Ego yang ingin membuktikan dirinya konsisten.
Berkembanglah terus-menerus, karena evolusi adalah hukum alam. Dengan berpegang teguh pada konsep-konsep lama, dogma dan doktrin yang barangkali sudah kadaluarsa, maka kita menciptakan konflik di dalam diri.


Demikian, sepuluh butir kebijakan yang dipetik dari ajaran Mahatma Gandhi. Beliau bukan seorang nabi, bukan wali, bukan avatar, bukan mesias, bukan buddha, bukan apa-apa.... tetapi seorang mahatma, Sang Jiwa Besar..... Kebesarannya diakui oleh seluruh dunia. Hari kelahirannya telah dideklarasikan sebagai Hari Tanpa-Kekerasan Sedunia (International Day of Non-Violence) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

(Dikutip dari BE THE CHANGE! Mahatma Gandhi’s Top 10 Fundamentals for Changing the World 10 Butir Kebjaksanaan Mahatma Gandhi untuk Merubah Dunia dengan terlebih dahulu Merubah Diri! (2008) – Karya Anand Krishna)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar